one step ahead
|
Friday, December 10, 2004
Suatu hari di tahun 2001, AIESEC mengadakan job-fair di Manggala Wanabhakti Jakarta. Waktu itu aku belum lulus kuliah. Tapi karena adanya suatu bisikan kuat di dalam hati, akhirnya aku menghadiri acara itu. Acara itu sendiri sebenarnya tidak menarik untukku yang mahasiswa Teknik Kimia. Rata-rata pekerjaan yang ditawarkan adalah di bidang akuntansi. Lalu untuk apa aku hadir di acara ini. Berapa uang yang terbuang percuma untuk hadir di acara ini. Tapi.. akhirnya jawaban itu muncul di suatu session dengan seorang pembicara yang aku lupa namanya. Pembicara itu mengisahkan seorang public figure di Indonesia. Seorang public figure yang sederhana. Yang sehari-hari hanya ditemani Panther kesayangannya. Sementara relasi dan kawan seprofesinya setiap hari dikawal oleh mobil-mobil mewah yang membuat mata silau. Tentu saja si public figure ini selalu menjadi bahan pergosipan yang empuk. Panthernya adalah gosip utama waktu itu. Mungkin karena kawan-kawan seprofesinya sudah merasa gerah karena si public figure ini tak kunjung mengganti mobilnya, maka rekan2 seprofesi ini membuat kesepakatan untuk menyampaikan secara langsung kegundahan hati mereka. Akhirnya tibalah saat dimana mereka semua berkumpul. Satu orang yang paling dekat dengan si public figure didaulat untuk mengutarakan uneg-uneg itu. "Pak, setiap hari kan bapak harus berhubungan dengan pejabat2 negara, relasi2 yang berkelas. Alangkah lebih baik kalo Bapak mengganti mobil bapak dengan mobil lain yang lebih berkelas. Uang kan bukan masalah buat Bapak" si rekan sejawat mengompori. Sang public figure menyadari bahwa selama ini selalu berhembus gosip2 mengenai dia dan mobilnya. Dan dia juga menyadari bahwa berpuluh2 pasang kuping bersiap-siap menunggu jawabannya. Maka dengan kalemnya dia menjawab "Hmmmm... Mungkin anda-anda ini memang memerlukan Volvo atau BMW supaya orang2 bisa mengenal siapa anda. Tapi saya sama sekali tidak memerlukannya. Dengan Panther-pun orang sudah tahu kok siapa saya. Saya tidak butuh BMW supaya orang mengenal siapa saya. Jadi untuk apa mengganti mobil kalo tidak ada gunanya?". Dan seketika terjadi keheningan karena kekalahan telak itu. Lalu... siapakah sebenarnya kamu? Kamu membutuhkan apa supaya orang mengenalmu?
Comments:
Post a Comment
|
The Journal
tomorrow should be better than today Blogroll Me! The Writer
Momo-chan. Bukan orang biasa. Ga suka MASAK. Pecinta rotenburo. Something Happened Contact me Send an email Important Note
Postingan di blog ini terdiri dari kisah nyata dan fiksi. Dalam teknik penulisan di blog ini, aku lebih memilih menggunakan sudut pandang orang pertama, meski tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan sudut pandang orang ketiga. Mengingat ada beberapa postingan yang bersumber pada kisah nyata, maka demi menjaga kerahasiaan responden, aku tidak bersedia menjawab pertanyaan yang bersangkutan dengan jati diri responden. Kesamaan nama, tempat dan peristiwa adalah kebetulan belaka. Dan semua itu bertujuan agar maksud postingan tersampaikan dengan baik. Archives
November 2004 December 2004 January 2005 February 2005 March 2005 April 2005 May 2005 June 2005 July 2005 August 2005 September 2005 October 2005 November 2005 December 2005 January 2006 February 2006 March 2006 April 2006 May 2006 June 2006 July 2006 August 2006 September 2006 October 2006 November 2006 December 2006 January 2007 February 2007 March 2007 April 2007 May 2007 June 2007 July 2007 August 2007 September 2007 October 2007 November 2007 December 2007 January 2008 May 2008 June 2008 July 2008 August 2008 October 2008 December 2008 February 2009 March 2009 Previous Posts
Aku ingin menghabiskan sisa hidupku di Malaysia Apakah kita memandang bulan yang sama Do I like to study? Friends
Links
Panasonic Scholarship Japan Panasonic Scholarship Indonesia Mie University Japanese-English Online Dictionary Member of Credits
|