one step ahead
|
Friday, March 31, 2006
Kaki adalah bagian tubuhku yg paling sensitif. Dulu pas masih jadi atlet, kalo kakiku udah kram, itu tandanya ak udah kecapekan. Aku dulu pernah pergi ke tempat ski, baru 15 menit di udara terbuka, ak udah ga bisa merasakan kehadiran kakiku lagi. Because of that, ak memutuskan untuk ga pernah coba2 maen ski lagi gara2 kakiku gampang kedinginan.
Karena kakiku itu sangat sensitif, aku selalu milih sepatu yang baik dan benar. Maksudku bukan sepatu yg buat gaya2an. Kalo sepatu buat bergaya (istilah opo sih iki) sih sepatu apa aja ga masalah. Tapi kalo sepatu buat sehari2... hmmmm... benar2 harus sepatu mahal. Kalo pake sepatu murahan, dijamin kakiku sakit. Untuk sepatu harian, aku punya 2 buah sepatu. Reebok seharga 600an ribu yg udah menemaniku 5 tahun terakhir (sampe bosen ak ngeliatnya) dan Nike 5000 yen hasil diskon 50% karena udah out of date. So far sih... ak bener2 puas ama sepatu Reebokku ini. Tidak pernah menimbulkan masalah pada kakiku. Si Nike ini pernah menimbulkan masalah pada saat ak jalan2 ke Tokyo. Ga tau masalahnya apa, tapi yg jelas ak begitu kesakitan sampe jalan terpincang2. Salahku juga sih, dulu ga terlalu care meriksa apakah si Nike ini sepatu buat running atau buat apaan. Si Reebok ini akhirnya menunjukkan tanda2 mau tewas setelah dia berlubang di ujung kaki. Well... waktu itu udah masuk musim dingin. Segera aku cari2 sepatu disini dan tololnya ga ada satu pun yg cocok karena ukuran kaki cewek Jepang itu seperti kurcaci. Oh my God. Aku benar2 sangat mengkhawatirkan kondisi kakiku selama musim dingin. But syukurlah semua berjalan baik2 saja. Begitu liburan ke Indonesia kemarin... aku langsung cari2 sepatu untuk menggantikan si Reebok ini. Waktu itu cari sepatunya ditemani ama memel. Pas ak nemu sepatu yg aku suka, dia bilang "Mahal banget yaks." Lalu ak jadi termenung, trus mikir2 lagi. Hmmm... 600-an ribu tu kemahalan ya ternyata... hmmmm. Minggu berikutnya ak mulai cari2 sepatu lagi. Kali ini sendirian. Ada sepatu yg ak naksir berat, 800 ribu. Tololnya ukurannya ga ada. Oh my God. Aku udah hopeless nyari sepatu lagi. Akhirnya satu2nya ukuran yg cocok itu adalah Nike 300-an ribu. Aku beli sepatu ini meski dengan termangut2 juga sih... kok 300 ribu ya. Hmmmm..... ntar kakiku sakit ga ya, ntar bulan depan jebol ga ya, hmmmm. Yo wis lah, akhirnya ak pilih si Nike inni. Lumayan juga, penghematan hihihi. Rekor pembelian sepatu harian termurah selama ini. Pas sepatu itu ak pake di Jakarta, ak udah merasa ga enak. There is something wrong with these shoes. Sepatu yg sebelah kanan agak ga enak dipake. Tapi yo mosok beli sepatu lagi sih. Mana mungkin.... apalagi saat itu ak sedang berada dalam kondisi perekonomian yang sangat susah. Mosok mau pinjem duit bapakku sih. Wuuuuu.... gengsi donk ah. Sejak kuliah kan ak selalu bayarin semua keperluanku sendiri. Ya sudah... ak berusaha cheer up ama sepatuku. Dan hari ini .... habis sudah kesabaranku. Sudah berpuluh2 kali ak merasa kesakitan pake sepatu itu. Dan hari ini adalah rekor yg paling memalukan karena ak tidak merasakan keberadaan kakiku setelah 15 menit jalan kaki ke stasiun. Oh my God.... benar2 sepatu yg tidak multifungsi. Hiks... I really miss my glow-in-the-dark-Reebok-shoes. Dia ni benar2 bisa dipake buat lari maupun jalan di musim apapun. Dimana ak harus menemukan sepatu seperti ini... huaaaa. Tololnya ak meninggalkan si Reebok yg udah bolong ini di Yogya. I really miss them. Aku bisa mungut baju bekas di tempat sampah, aku bisa mungut scarf di tempat sampah, printer, TV, radio cassette, mirror, kursi semuanya juga hasil mungut di tempat sampah, but..... never that I will buy any cheap shoes again. Terserah orang mau bilang aku boros.. atau apalah. EGP. Wong emang ak butuh kok. Kalo kakiku sakit, atau kram kek tadi... emangnya orang itu mau mijitin po? Kekekeke.... Sekarang harus kemana ak pergi untuk mencari sepatu.... yg ada hanyalah sepatu kurcaci. NB: Special thanks to Mas Mul, Pak Karno, Pak Singgih... thanks dulu udah ngurusin kakiku yg kram. Karena kalianlah ak sangat tahu bagaimana menyelesaikan masalah dengan kaki kram sampe2 aku selalu jadi "the most wanted person" kl ada temenku yg kram pas class meeting dulu. Thanks juga buat bapakku, karena pernah mijitin kakiku disuatu malam saat kakiku kram.
Comments:
Post a Comment
|
The Journal
tomorrow should be better than today Blogroll Me! The Writer
Momo-chan. Bukan orang biasa. Ga suka MASAK. Pecinta rotenburo. Something Happened Contact me Send an email Important Note
Postingan di blog ini terdiri dari kisah nyata dan fiksi. Dalam teknik penulisan di blog ini, aku lebih memilih menggunakan sudut pandang orang pertama, meski tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan sudut pandang orang ketiga. Mengingat ada beberapa postingan yang bersumber pada kisah nyata, maka demi menjaga kerahasiaan responden, aku tidak bersedia menjawab pertanyaan yang bersangkutan dengan jati diri responden. Kesamaan nama, tempat dan peristiwa adalah kebetulan belaka. Dan semua itu bertujuan agar maksud postingan tersampaikan dengan baik. Archives
November 2004 December 2004 January 2005 February 2005 March 2005 April 2005 May 2005 June 2005 July 2005 August 2005 September 2005 October 2005 November 2005 December 2005 January 2006 February 2006 March 2006 April 2006 May 2006 June 2006 July 2006 August 2006 September 2006 October 2006 November 2006 December 2006 January 2007 February 2007 March 2007 April 2007 May 2007 June 2007 July 2007 August 2007 September 2007 October 2007 November 2007 December 2007 January 2008 May 2008 June 2008 July 2008 August 2008 October 2008 December 2008 February 2009 March 2009 Previous Posts
And one by one the nightsbetween our separated cit... 50,000 yen Multiracial faces Smallville 512 Reckoning: The Best Ever Mother, how are you today? There is something about Joey and Rachel Ketika kejujuran dianggap sebagai kejahatan Perfectionist Emas putih BUKAN platina When you see the moon... Friends
Links
Panasonic Scholarship Japan Panasonic Scholarship Indonesia Mie University Japanese-English Online Dictionary Member of Credits
|