one step ahead
|
Friday, January 20, 2006
Rachel nonton film horor. Dia ketakutan, jerit2, merem, nutupin matanya pake tangan. Trus dipeluk ama Joey. Dan ak cuma bisa meneteskan air mata melihat adegan mereka pelukan.
"Do you want to watch movie with me?" "No." "Do you like to watch movie?" "Sure." "Then why don't you want to watch movie with me?" "Because in my live, I only watch movie with him so that watching movie always reminds me of him." "Eh hari ini premiernya Harry Potter lho. Ak mau nonton rame2 ni." "Hmmm.. Harry Potter ya. Ak ga terlalu suka liat HarPot." "Heeeeehhh? Ada to orang yg ga suka Harry Potter. Gubraaaak." Ak selalu bingung dengan film2 kek Harry Potter, The Lord of the Ring, the Matrix, dll. Di tengah2 nonton film ak selalu nanya2, ini maksudnya apa, itu maksudnya apa. Trus ntar dia njelasin macem2 tanpa merasa terganggu. Kalo ak nonton ama orang lain, bagaimana ak bisa bertanya kepada mereka? Kalo ak tanya macem2 ujung2nya mereka merasa terganggu akan pertanyaan2 bodohku. Film2 berat seperti itu, selalu ak kasih tag BP. Artinya untuk melihat film BP, ak butuh Bimbingan Pacar. "Aaaaaaaa..." "..." "Hiiiiiiiiiii...." "..." "Kyaaaaaa...." "..." "Ya ampuuuuun." "Mbak!!! Meneng iso ra sih. Ganggu wae sih koe ki." "..." Menurut adekku, ak kl lagi nonton film yg menegangkan tu sangat menganggu krn suka jerit2. Sementara kl menurut dia, ak lucu kek anak kecil kalo pas lagi nonton film yg menegangkan. Mungkin ini terdengar bodoh, tapi ak memang tidak pernah merasa nyaman nonton dengan orang lain (baca: laki-laki). Membayangkan harus nonton dengan orang lain saja ga mampu. I never miss watching movie with him until I saw Joey and Rachel watching movie together. Maybe there was sometime when I didn't feel that I love him. But I never watch movie with anyone else. Menurut temanku, hanya ada satu alasan mengapa kita comfortable melakukan sesuatu dengan seseorang, tapi tidak comfortable untuk melakukan hal tsb dengan orang lain. That's because of love. Hmmmm.....
Comments:
Post a Comment
|
The Journal
tomorrow should be better than today Blogroll Me! The Writer
Momo-chan. Bukan orang biasa. Ga suka MASAK. Pecinta rotenburo. Something Happened Contact me Send an email Important Note
Postingan di blog ini terdiri dari kisah nyata dan fiksi. Dalam teknik penulisan di blog ini, aku lebih memilih menggunakan sudut pandang orang pertama, meski tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan sudut pandang orang ketiga. Mengingat ada beberapa postingan yang bersumber pada kisah nyata, maka demi menjaga kerahasiaan responden, aku tidak bersedia menjawab pertanyaan yang bersangkutan dengan jati diri responden. Kesamaan nama, tempat dan peristiwa adalah kebetulan belaka. Dan semua itu bertujuan agar maksud postingan tersampaikan dengan baik. Archives
November 2004 December 2004 January 2005 February 2005 March 2005 April 2005 May 2005 June 2005 July 2005 August 2005 September 2005 October 2005 November 2005 December 2005 January 2006 February 2006 March 2006 April 2006 May 2006 June 2006 July 2006 August 2006 September 2006 October 2006 November 2006 December 2006 January 2007 February 2007 March 2007 April 2007 May 2007 June 2007 July 2007 August 2007 September 2007 October 2007 November 2007 December 2007 January 2008 May 2008 June 2008 July 2008 August 2008 October 2008 December 2008 February 2009 March 2009 Previous Posts
Ketika kejujuran dianggap sebagai kejahatan Perfectionist Emas putih BUKAN platina When you see the moon... Another laboratory called life Durian, beda lidah beda rasa Siapa yang menikah? Being married Luminescence I promise you, Clark Friends
Links
Panasonic Scholarship Japan Panasonic Scholarship Indonesia Mie University Japanese-English Online Dictionary Member of Credits
|