one step ahead
|
Tuesday, February 06, 2007
Sumpah, stress banget hari ini. SATU Hari ini adalah general presentation untuk Ph.D candidate di departemenku. Kebetulan, dari labku ada 1 orang Ph.D candidate yang akan presentasi. Dia ini orang asing yang sama sekali ga pernah ngomong Jepang. Jadi presentasinya tentu saja dalam bahasa Inggris. Riset dia tentang cellulase dan xylanase. Juniorku, exchange student dari Thailand yg kebetulan adalah Ph.D candidate tahun pertama, juga meneliti tentang xylanase. Aku bilang ke dia, bahwa dia sbaiknya datang ke presentasi seniorku. Mengingat mereka berdua sama-sama meneliti ttg xylanase, dan presentasinya dalam bahasa Inggris pula. Normalnya yah, sebagai exchange student, kan pengin tahu segala macam hal to ya. Yah, at least, aku juga mengharapkan dia pengin tahu tentang ujian-ujian yang harus dihadapi oleh seorang Ph.D candidate disini. Eh ya ampuuuun. Di luar dugaan, dia dengan santenya menolak ajakanku to. Gubrak. Padahal ya... aku udah bikinin dia jadwal riset hari ini sedemikian rupa sehingga pada saat seniorku presentasi, juniorku ini pas ga ada kerjaan. Padahalnya lagi.... ada satu family CBM (carbohydrate binding module) yang ditemukan gara-gara papernya seniorku ini. In other words, pokoknya aku jamin deh kalo hasil risetnya tu bagus. Aku udah yang bengong banget ditolak kek gitu. Lha... emangnya aku ni mau ngajakin dia ngapain gitu lho. Orang diajakin melihat sesuatu yg (menurutku) berguna buat dia, kok malah dengan entengnya ditolak gitu. DUA Juniorku yang satu lagi, undergraduate tahun trakhir. Dia kan selalu baca shuuron (Master thesis) salah satu senior yah. Pas shuuronnya kubaca, menurutku shuuronnya tu ga bagus. Aku emang ga menguasai banyak kanji, but at least aku bisa ngerti arti dari thesis dalam bidangku yang berbahasa Jepang. Akhirnya kucariin thesis yg laen, yg menurutku lebih bagus. Dia sepakat bahwa thesis pilihanku lebih bagus daripada thesis pilihan dia. (Sbenernya yang native speaker/reader bahasa Jepang itu siapa sih?) Trus sejak saat itu, aku kalo memberi penjelasan sesuatu ke dia, pasti aku bukain dulu thesis itu. Maksudku, dia aku suruh baca dulu thesis itu, baru aku jelasin. Tapi bukan brarti cara kerjaku tu sama 100% kek yang ditulis di thesis senior itu. Beda orang kan beda cara kerja ya. Seniorku dulu pernah bilang. Kalo aku belajar sesuatu dari si A. Ikuti semua petunjuknya. Jangan bikin alur sendiri. Kalo aku belajar sesuatu dari si B, ya jangan mencampur-adukkan petunjuk si A dan si B. Pokoknya, kalo emang belum ngerti, tidak perlu sok tahu mencampur-campur petunjuk si A dan si B. Kalo kamu udah tahu, kamu mau pake cara sendiri juga terserah. Gitu katanya. Nah.... ternyata hari ini, si juniorku ini mencampur-adukkan petunjukku dan petunjuk senior yg ditulis di dalam thesis itu. Tapi untungnya, si juniorku yang satu ini, agak bisa mikir (dibanding juniorku yang satu lagi). Dia dengan kebingungan nanya ke aku "Ini kok aneh ya, kalo di inkubasi overnight 45 derajat, apa ga beraksi itu?". Laaaaah.... siapa yg nyuruh naruh di 45 derajat itu lho. Wong aku bilang 4 derajat itu lho. Kalo petunjuk senior di thesis itu, emang di inkubasi di 45 derajat tapi tanpa substrate. Kalo petunjukku, inkubasi 4 derajat dengan substrate. Arrrrrrgggghhh.... mbok ya menaati perintahku ngapain sih. Sukanya mencampur-adukkan tu lho. Puyeng aku. Saking keselnya aku bilang "Dakara, watashi wa kare no yarikata wo hantai suru." Padahal sbenernya aku tu ga pengin bilang gitu, karena aku juga tahu kalo caranya senpai itu juga benar. Cuman si juniorku aja yang mencampur-adukkan. Akhirnya dia bilang "Maaf ya. Nanti aku kerjain lagi." Padahal sampel yang ini tu harus dikerjain selama 24 jam, trus butuh sampel yang lumayan banyak lagih. Dan besok Jum'at itu, ada latihan presentasi buat undergraduate student di labku. Aduuuuuh, mbok kalo lagi ga ada waktu gini, nurut aja ama aku kenapa sih. Arrrrrggggh. TIGA Nah... skr balik lagi ke juniorku yang Ph.D candidate. Dia ini ga bisa bahasa Inggris, apalagi bahasa Jepang. Bisanya bahasa isyarat. Sbenernya, aku ga punya pengalaman ngajarin orang pake bahasa Inggris. Jadi kadang aku mengalami kesulitan juga untuk jelasin ama dia pake bahasa Inggris. Tiba-tiba aja tadi tu aku ga ngerti bahasa Inggrisnya 'Baransu chanto atette kudasai'. Ya udah aku ngomong bahasa Jepang aja, toh kan aku ngomong sambil sekalian praktek kan. Secara dia juga ga mudeng bahasa Inggris, aku mau pake bahasa apapun, kan buat dia ga ada bedanya, ya to. Nah.. udah aku kasih contoh, trus dia aku suruh kerjain sendiri. Eh diluar dugaan... dia malah ngacir pergi. Lho pie sih iki. Aku bilang ke dia "Atette... baransu atette." Mbuh gimana detilnya, akhirnya dia mudeng juga. Nah... trus aku mau jelasin cara pake centrifugator. Bukan mini centrifugator... tapi centrifugator yg besar gitu. Aku tu pengin ngejelasin ke dia "Henna oto ga suru to, sugu enshinkai wo tomete kudasai. Dakara mokutekina supido wo ateru mae, koko de matte kudasai." Setelah mikir sampe puyeng, aku akhirnya bisa ngejelasin pake bahasa Inggris, tapi tololnya, aku tiba-tiba lupa bahasa inggrisnya 'henna oto'. Padahal itu kan kata yang paling penting dalam kalimat itu. Aduuuuh stress aku. Aku tu ga punya otak bahasa. Otakku tu ga bisa memilah-milah bahasa. Akibatnya, aku ga bisa berbahasa Indonesia yang baek dan benar, ga bisa berbahasa Inggris yang baik dan benar, apalagi bahasa Jepang gitu lho. Aku membaca pelajaran dalam bahasa Inggris dan bahasa Jepang, ga mudeng kalo bahasa Indonesia. Aku presentasi dalam bahasa Inggris, ga bisa kalo harus pake bahasa Indonesia atau Jepang. Aku ngejelasin ke junior pake bahasa Jepang, ga bisa kalo pake bahasa Inggris dan Indonesia. Dalam menyampaikan sesuatu yang ga berhubungan dng pelajaran, aku pake bahasa Indonesia, ga bisa pake bahasa Inggris atau Jepang. Kalo membaca sesuatu yang bukan pelajaran, aku bisanya bahasa Indonesia, ga bisa Inggris atau Jepang. Ini emang kelemahanku, aku mengakui kok sejak dulu. Tapi kalo harus berkomunikasi dengan orang, kelemahan yang satu ini benar-benar bikin stress. Ah embuhlah. Aku mau pulang aja aaaaah. Masih punya es krim 2 di kamar, trus liat Koukou kyoushi atau Hoshi no negau aaaaaaah. Fujiki Naohito, I am comiiiiing. *peyuk-peyuk Fujiki Naohito*
Comments:
Post a Comment
|
The Journal
tomorrow should be better than today Blogroll Me! The Writer
Momo-chan. Bukan orang biasa. Ga suka MASAK. Pecinta rotenburo. Something Happened Contact me Send an email Important Note
Postingan di blog ini terdiri dari kisah nyata dan fiksi. Dalam teknik penulisan di blog ini, aku lebih memilih menggunakan sudut pandang orang pertama, meski tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan sudut pandang orang ketiga. Mengingat ada beberapa postingan yang bersumber pada kisah nyata, maka demi menjaga kerahasiaan responden, aku tidak bersedia menjawab pertanyaan yang bersangkutan dengan jati diri responden. Kesamaan nama, tempat dan peristiwa adalah kebetulan belaka. Dan semua itu bertujuan agar maksud postingan tersampaikan dengan baik. Archives
November 2004 December 2004 January 2005 February 2005 March 2005 April 2005 May 2005 June 2005 July 2005 August 2005 September 2005 October 2005 November 2005 December 2005 January 2006 February 2006 March 2006 April 2006 May 2006 June 2006 July 2006 August 2006 September 2006 October 2006 November 2006 December 2006 January 2007 February 2007 March 2007 April 2007 May 2007 June 2007 July 2007 August 2007 September 2007 October 2007 November 2007 December 2007 January 2008 May 2008 June 2008 July 2008 August 2008 October 2008 December 2008 February 2009 March 2009 Previous Posts
Jumong The hottest kiss Transparan Suki dakara sayonara suru Negau Spoiler Yabai!!!!! Bahagia Progress report Jadilah gay untuk bisa disalahkan Friends
Links
Panasonic Scholarship Japan Panasonic Scholarship Indonesia Mie University Japanese-English Online Dictionary Member of Credits
|