<body>


one step ahead
Thursday, August 02, 2007

Standar pelayanan melalui telpon

Lately, aku lagi ada something yang harus diurus di bagian Ketenagaan DIKTI. Dan berikut adalah standar pelayanan melalui telpon dalam departemen ini.

Aku nelpon ke HPnya ibu X. Tapi selalu tidak pernah diangkat.

Akhirnya aku berusaha nelpon ke nomor kantor. After my several trial, akhirnya ada seorang bapak yang mau ngangkat telpon itu.
"Bisa bicara dengan ibu X?"
"Oooo... tempat duduknya ibu X itu jauh dari sini je. Coba telpon ke HPnya aja."
"Saya udah nelpon berkali-kali ke HPnya pak, tapi ga pernah diangkat. Makanya saya nelpon ke nomor telp kantor ini."
"Coba telp lagi ke HPnya. Nanti ibu X saya kasih tahu kalo ada yang mau bicara ama beliau."

Aku nelpon ke HPnya lagi. Ga pernah diangkat. Satu jam berlalu. Aku berusaha nelpon kantor lagi, sambil berharap:
  1. Ada yang MAU ngangkat telpon.
  2. Yang ngangkat telpon bukan bapak yang males berjalan tadi.
After several trial (again), akhirnya telpon diangkat oleh seorang ibu.

"Bisa bicara dengan ibu X?"
"Ibu X ya? Hmmmmm... bisa sih tapi saya manggilnya aja butuh waktu 5 menit."

Kebetulan aku tau posisi kantor bagian Ketenagaan ini. Berjalan dari ujung ke ujung rasanya cuma butuh 30 detik. Brarti pp maksimal adalah 1 menit. Manggil ibu X maksimal butuh waktu 30 detik. So... total waiting time ga bakal nyampe 1.5 menit. Kesimpulan... 5 menit adalah jawaban hiperbola yang bertujuan untuk menjatuhkan mental penelpon sehubungan dengan fakta bahwa biaya nelpon interlokal di siang hari mahal sekali.

Untungnya kepalaku dibuat dari batu.
"Gapapa kok bu. Saya tunggu aja."

Ga sampe 2 menit sejak aku mulai menunggu, akhirnya aku bisa bicara juga dengan ibu X.


Dan.... peristiwa ini selalu tereplikasi setiap hari, sejak Senin kemarin sampe hari ini. Lama-lama aku bisa jadi kodok.

Comments: Post a Comment
The Journal

tomorrow should be better than today



Blogroll Me!

Subscribe with Bloglines

Add http://cikubembem.blogspot.com to your Kinja digest

Listed on BlogShares


The Writer

Momo-chan.
Bukan orang biasa.
Ga suka MASAK.
Pecinta rotenburo.



Something Happened




Contact me

Send an email


Important Note

Postingan di blog ini terdiri dari kisah nyata dan fiksi. Dalam teknik penulisan di blog ini, aku lebih memilih menggunakan sudut pandang orang pertama, meski tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan sudut pandang orang ketiga.
Mengingat ada beberapa postingan yang bersumber pada kisah nyata, maka demi menjaga kerahasiaan responden, aku tidak bersedia menjawab pertanyaan yang bersangkutan dengan jati diri responden.
Kesamaan nama, tempat dan peristiwa adalah kebetulan belaka. Dan semua itu bertujuan agar maksud postingan tersampaikan dengan baik.


Archives

November 2004
December 2004
January 2005
February 2005
March 2005
April 2005
May 2005
June 2005
July 2005
August 2005
September 2005
October 2005
November 2005
December 2005
January 2006
February 2006
March 2006
April 2006
May 2006
June 2006
July 2006
August 2006
September 2006
October 2006
November 2006
December 2006
January 2007
February 2007
March 2007
April 2007
May 2007
June 2007
July 2007
August 2007
September 2007
October 2007
November 2007
December 2007
January 2008
May 2008
June 2008
July 2008
August 2008
October 2008
December 2008
February 2009
March 2009


Previous Posts

Persiapan nikah (1)
Yang menyebalkan dalam bahasa Jepang
Deadline
Ga pernah mulus
Matte iru
Obgynku
D-21 result
Bolak-balik ga beres
D-14 result
Tes hormon


Friends




Links

Panasonic Scholarship Japan
Panasonic Scholarship Indonesia
Mie University
Japanese-English Online Dictionary


Member of









Credits

  
  
  
  



Designed by mela
Get awesome blog templates like this one from BlogSkins.com