one step ahead
|
Saturday, February 17, 2007
Daisenpai (senior yang paling senior) di labku kebetulan bukan orang Jepang. Dia ga bisa bahasa Jepang sama sekali. Tapi dia ini pinter banget. Jadi, mahasiswa-mahasiswa yang mentok dengan penelitiannya, pasti bakal datang ke daisenpai buat diskusi. Aku pernah iseng-iseng nanya ke daisenpai, "Kamu kan ga bisa bahasa Jepang sama sekali ya. Na.. trus kalo diajakin diskusi ama anak-anak Jepang tu, komunikasinya berjalan dengan baik ga?" Dia bilang, "Bagaimanapun yah, kalo kita lagi membicarakan science, trus aku dan lawan bicaraku tu sama-sama memahami hal yang sama, maka basically kita mau ngomong pake bahasa apapun, pasti bakal donk deh. Ga ada tu yang namanya kendala bahasa. Meski aku ga bisa bahasa Jepang sama sekali. Meski lawan bicaraku cuma sedikit bisa berbahasa Inggris." Akhirnya, aku setuju dengan pendapatnya. Suatu saat, aku ambil mata kuliah bahasa Inggris dari departemen sebelah. Kebetulan departemen sebelah mengundang dosen tamu dari Swedia. Peserta kuliah bahasa Inggris di departemen tersebut diwajibkan datang. Kuliahnya pake bahasa Inggris. Believe me or not, aku sama sekali ga mudeng isi kuliahnya. Ga ngerti blass. Huahahaha... padahal pake bahasa Inggris gitu lho. Mau pake bahasa Inggris sekalipun, kalo yang diomongin itu adalah bidang yang tidak kita kuasai, ya tetep aja ga mudeng. On the other hand, di saat-saat awal aku masuk lab, kebetulan senpaiku adalah mahasiswa asing semua. Tapi mereka jarang ke lab, jadi mereka pesan, kalo misalnya mereka ga ada di lab, dan aku sedang butuh diskusi, mereka menyarankan aku bertanya kepada A-san. Suatu saat aku terpaksa bertanya kepada A-san. Dia ni ga bisa bahasa Inggris, jadi menjelaskan pake bahasa Jepang. Eh... aku tu benar-benar sangat mengerti penjelasannya loh. Padahal waktu itu aku baru aja datang ke Jepang (bahasa Jepang masih kacau balau). Ternyata bahasa itu cuma pengantar saja. Jangan takut dengan bahasa :)
Comments:
Post a Comment
|
The Journal
tomorrow should be better than today Blogroll Me! The Writer
Momo-chan. Bukan orang biasa. Ga suka MASAK. Pecinta rotenburo. Something Happened Contact me Send an email Important Note
Postingan di blog ini terdiri dari kisah nyata dan fiksi. Dalam teknik penulisan di blog ini, aku lebih memilih menggunakan sudut pandang orang pertama, meski tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan sudut pandang orang ketiga. Mengingat ada beberapa postingan yang bersumber pada kisah nyata, maka demi menjaga kerahasiaan responden, aku tidak bersedia menjawab pertanyaan yang bersangkutan dengan jati diri responden. Kesamaan nama, tempat dan peristiwa adalah kebetulan belaka. Dan semua itu bertujuan agar maksud postingan tersampaikan dengan baik. Archives
November 2004 December 2004 January 2005 February 2005 March 2005 April 2005 May 2005 June 2005 July 2005 August 2005 September 2005 October 2005 November 2005 December 2005 January 2006 February 2006 March 2006 April 2006 May 2006 June 2006 July 2006 August 2006 September 2006 October 2006 November 2006 December 2006 January 2007 February 2007 March 2007 April 2007 May 2007 June 2007 July 2007 August 2007 September 2007 October 2007 November 2007 December 2007 January 2008 May 2008 June 2008 July 2008 August 2008 October 2008 December 2008 February 2009 March 2009 Previous Posts
Mengukur kemajuan Joudan? Arrrrgh Jumong The hottest kiss Transparan Suki dakara sayonara suru Negau Spoiler Yabai!!!!! Friends
Links
Panasonic Scholarship Japan Panasonic Scholarship Indonesia Mie University Japanese-English Online Dictionary Member of Credits
|