<body>


one step ahead
Thursday, March 22, 2007

A Japanese Style of Presentation

Postingan berikut ini adalah hasil pengamatanku untuk presentasi di kuliah, seminar, conference, thesis defence, dan research presentation yang pernah aku ikuti selama 3 tahun di Jepang. Karena obyek pengamatannya terbatas, isi postingan ini mungkin tidak bisa digeneralisasi.

Sewaktu aku masih di Indonesia, salah satu definisi presentasi yang bagus menurutku (dan menurut sebagian besar orang Indonesia) adalah presentasi dengan power point yang menarik. Untuk mendapatkan power point yang menarik, kita suka memakai karakter kartun/gambar tertentu dengan tujuan supaya audience tidak bosan. Kalopun audience bosan, dengan kehadiran kartun/gambar tersebut, audience bisa sejenak mengalihkan perhatian dari tulisan-tulisan di power point dan memandangi gambar-gambar tersebut. Lalu, power point dibikin rumit dengan menambah aksesories di sana-sini. Semakin rumit, semakin keren.

So intinya, power point yang menarik dalam definisiku dulu adalah power point yang rame, yang rumit sehingga audience mengagumi kemampuan kita utak-utik program. Hehehehe... aneh ya, padahal dengan power point jenis ini, perhatian audience malah bakal teralihkan. Ga bisa konsen ke presentasi, tapi malah mengagumi power point.

Setelah aku datang ke Jepang, ternyata aku menemukan bahwa presentasi orang Jepang itu power pointnya plain.

Hari ini di labku ada latihan presentasi untuk conference minggu depan. Seperti biasa, komentar pertama bos adalah tentang power point. Power point yang diinginkan oleh bosku adalah power point sebagai berikut:

1. Huruf diperbesar. Kalo masih ada space, maka huruf harus diperbesar. Pokoknya sampai mepet batas slide.

2. Garis-garis yang ga perlu harus dihapus.
Template-template power point yang bagus kan biasanya banyak hiasan tu. Ornamen tertentu, atau sekedar garis-garis yang memenuhin slide. Nah... yang seperti ini harus dihindari. Buatlah as plain as possible.

3. Kata-kata sesingkat mungkin. Kalo kata-kata bisa dipersingkat, kan huruf bisa diperbesar.


So, basically, di Jepang, power point yang bagus adalah power point yang tidak mendistract perhatian audiencenya. Audience tidak boleh sampai merasa kesulitan membaca, audience tidak boleh sampai mengalihkan perhatiannya ke gambar/kartun yang ga perlu, audience tidak boleh sampai mengagumi keindahan dekorasi power pointnya. Perhatian audience HARUS ke isi presentasi. Bukan ke hal-hal yang tidak perlu di dalam power point tersebut.

Hari ini, selain latihan presentasi buat conference, ada juga presentasi anak Thailand yang akan pulang setelah selesai menjalani masa exchange studentnya. Kebetulan dia ini adalah juniorku. Tapi karena aku akhir-akhir ini sibuk packing, jadi aku ga sempet ngecek power pointnya.

Pas dia presentasi, aku sampe bengong. Buset dah, 58 slide. Ngapain gitu lho ah. Audience bisa-bisa jadi enek kan. Kalo aku disuruh presentasi hasil risetnya dalam presentasi intern lab, paling aku cuma bikin 20 slide. Sementara kalo data yang sama dipresentasikan di conference, aku bisa bikin jadi 10 halaman. Lha... 58 tu isinya apa gitu lho.

Ketika dia sedang presentasi, aku sampe merasa menyesal banget karena ga ngajarin dia cara bikin slide. Dengan cara presentasinya (yang 58 halaman itu), dia seolah-olah merasa bahwa audience itu tidak tahu apa yang dia kerjakan. Jadi malah kesannya membodoh-bodohi. Yang seperti ini amat sangat bukan Japanese style. Di Jepang, hal-hal yang orang lain sudah tahu, tidak perlu disampaikan. Toh sudah sama-sama tahu. Presentasi yang terlalu lama (karena membahas hal-hal yang semua audience udah tahu) justru malah akan mendistract perhatian audience.

Because of that, kunci kesuksesan presentasi di Jepang bukan terletak dari berapa lama kita presentasi, tapi terletak pada berapa cepat kita presentasi.

Di Indonesia, presentasi pendadaran untuk S1 bisa mencapai 30 menit. Padahal di Jepang, presentasi pendadaran S1 hanya dikasih waktu 5 menit saja. Mungkin kalo dilihat dari sisi waktu, seolah-olah kita merasa berat karena harus presentasi 30 menit. Tapi sbenernya, presentasi 5 menit justru yang lebih berat. Bagaimana kita bisa membuat audience mengerti akan isi riset kita hanya dalam waktu 5 menit. Susah kan?

Oleh karena itu, jangan heran kalo untuk presentasi saja kita butuh reharsal berkali-kali. Kadang-kadang sampai nginep di kampus hanya untuk latihan presentasi di depan senpai. Kadang-kadang suara sampe serak karena latihan presentasi. Kenapa kok bisa sampe segitunya?

Di Jepang, waktu presentasi adalah hal yang sangat kritis. Kalo misalnya kita dikasih waktu 10 menit buat presentasi, it means kita harus menyelesaikan presentasi maksimum sampai 10 menit. Ga boleh lebih dari waktu yang udah ditargetkan. Oleh karena itu, sebagai persiapan presentasi, biasanya kita akan menyiapkan catatan yang berisi semua kalimat yang akan disampaikan dalam presentasi. Trus catatan itu dihapalkan, kemudian baru deh latihan presentasi tanpa membaca catatan. Latihan presentasi harus ada timernya buat ngukur speed omongan kita. Pada saat presentasi, kalo kita ga lancar ngomongnya, atau spend so much time hanya untuk mikirin kalimat berikutnya, jelas waktu akan habis. Hal ini tidak boleh terjadi.

Sebagai info saja, sebulan yang lalu aku juga mempersiapkan presentasi dalam bahasa Jepang untuk thesis defence. Waktunya 15 menit. Untuk reharsalnya, langsung dibimbing ama senseiku. Jadi kita berdua di ruang seminar, reharsal presentasi selama 2 JAM!!!! Tidak perlu heran, karena aku pernah baca blog seorang mahasiswa di Jepang, dia harus reharsal ama senseinya selama 4 JAM!!!!!!! Reharsal baru bisa dihentikan kalo bos (atau senior) puas karena kita lancar presentasi dan tidak tersendat-sendat.

2 minggu yang lalu, sponsorku ngadain acara research presentation. Semua scholarnya harus mempresentasikan hasil risetnya dalam bahasa Jepang selama 15 menit. Acara hari pertama adalah reharsal. Kita dikasih waktu reharsal dari jam 4 sore sampai jam 10 malam. Kalian pasti mikirnya "Ngapain gitu lho reharsal 6 jam, kurang kerjaan banget." Hehehehe... tapi tahukah jam berapa aku baru keluar dari ruang reharsal? Jam 21:30. Itupun reharsal pribadi di kamar masih dilanjutkan sampai jam 23:30, trus bangun jam 5 pagi buat reharsal lagi. Huahahaha... edan banget ya.

Now that aku mau pulang... somehow ada kekhawatiran juga di lubuk hati terdalam (tsyaaaaah). Kalo misalnya aku presentasi dengan power point plain gitu, kira-kira apa pendapat audience ya.

"O alah mbak, mbak... sampeyan itu jauh-jauh sekolah kok cuman bisa bikin power point kampungan begini to mbak. Prihatin sayah."

Comments: Post a Comment
The Journal

tomorrow should be better than today



Blogroll Me!

Subscribe with Bloglines

Add http://cikubembem.blogspot.com to your Kinja digest

Listed on BlogShares


The Writer

Momo-chan.
Bukan orang biasa.
Ga suka MASAK.
Pecinta rotenburo.



Something Happened




Contact me

Send an email


Important Note

Postingan di blog ini terdiri dari kisah nyata dan fiksi. Dalam teknik penulisan di blog ini, aku lebih memilih menggunakan sudut pandang orang pertama, meski tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan sudut pandang orang ketiga.
Mengingat ada beberapa postingan yang bersumber pada kisah nyata, maka demi menjaga kerahasiaan responden, aku tidak bersedia menjawab pertanyaan yang bersangkutan dengan jati diri responden.
Kesamaan nama, tempat dan peristiwa adalah kebetulan belaka. Dan semua itu bertujuan agar maksud postingan tersampaikan dengan baik.


Archives

November 2004
December 2004
January 2005
February 2005
March 2005
April 2005
May 2005
June 2005
July 2005
August 2005
September 2005
October 2005
November 2005
December 2005
January 2006
February 2006
March 2006
April 2006
May 2006
June 2006
July 2006
August 2006
September 2006
October 2006
November 2006
December 2006
January 2007
February 2007
March 2007
April 2007
May 2007
June 2007
July 2007
August 2007
September 2007
October 2007
November 2007
December 2007
January 2008
May 2008
June 2008
July 2008
August 2008
October 2008
December 2008
February 2009
March 2009


Previous Posts

Masak
39%
Dorama vs Belajar
Mienaku naru
Tasukete hoshii
SPAM
Karei-naru Ichizoku
Naek pesawat : Ribut mode ON
Rekomendasi beli parfum OL
5 April: 1 Rittoru no Namida SP


Friends




Links

Panasonic Scholarship Japan
Panasonic Scholarship Indonesia
Mie University
Japanese-English Online Dictionary


Member of









Credits

  
  
  
  



Designed by mela
Get awesome blog templates like this one from BlogSkins.com