<body>


one step ahead
Thursday, June 02, 2005

Beauty is still rules?

Sebenarnya cantik secara fisik itu perlu ga sih? Aku sendiri meski perempuan, dari dulu ga pernah terlalu care ngurusi masalah kecantikan. Memang dari dulu aku rajin ke salon, tapi itu bukan karena urusan kecantikan. Aku hanya seneng dipijitin aja. Dalam rangkaian acara farewell travellingku bersama Lina dan Tari, mereka berdua menginap 2 malam di dormitoryku. Dan melihat barang2 bawaan Lina, terus terang saja aku takjub. Ada satu tas gede isinya make-up semua. Weleh-weleh, sesuatu hal yang tidak pernah terbawa dalam tasku dan tas Tari kalo kami sedang travelling. Tari dan aku biasanya malah saling tergantung satu sama lain, 'ga usah bawa pembersih aja ah, Tari pasti bawa' atau 'ga sah bawa sisir, pinjem Andian aja' adalah hal-hal umum yang selalu menari-nari di otakku dan Tari demi menghemat barang bawaan. Dan melihat Lina yang begitu lengkapnya mempunyai koleksi kosmetik perawatan, terus terang saja aku jadi mikir2, "Kok aku ga gini ya?"

"Cantik itu perlu usaha Dian. Cantik tidak datang begitu saja," kata Lina sambil menjelaskan kegunaan satu set Shiseido The Skin Care yang ada di tas make-upnya. "Coba deh kamu datang aja ke konter Shiseido, ntar kan dijelasin produk mana yang cocok dengan kulit kamu," gayanya bagaikan beauty conselor aja. "Weks, pusing lah aku ke konter Shiseido, ntar aku ga donk dia ngomong apa." terbayang dalam pikiranku komunikasi 2 orang yang tidak nyambung gara-gara kendala bahasa. "Udahlah, kesana aja dulu, nanti pasti bisa diatasi, aku dulu akhirnya juga bisa ngerti kok apa yang dia maksud. Daripada kamu milih sendiri tapi nanti ga sesuai ama kulit kamu. Ntar diperiksa pake macam2 prosedur kok ama mbaknya."

So... here I am now. Dengan peralatan perawatan kecantikan lengkap hasil konsultasi dengan mbak-mbak di konter Shiseido Matsubishi, mustahil bulan depan pas acara jalan-jalan di Tokyo aku hanya bawa backpack. Hmmm... sumpah, ini benar-benar andian yang lain. Sebenarnya seberapa penting sih cantik itu buat aku? Well, mungkin harus baca Beauty Case dulu untuk tahu jawabannya.



"Huaaa....ini persis kayak Matematika, 1+1=2. Ini ilmu pasti, lo nggak akan pernah menang lawan kecantikan ; maksudnya lo liat dong Dania...170, 34-24-34 mungkin, perfect size...kulit putih, rambut panjang hitam legam dengan poni andalan yang cute, mukanya....aduuuh cantik banget, kalo dia idup di jaman pujangga jaman dulu mukanya bakalan dideskripsiin bermata bak bintang kejora, bibir seperti delima merekah, pipi bak pauh di layang, gigi bak biji timun, rambut bak mayang terurai....surat cinta dari penggemarnya satu BAK pula! Sutra lah...she's perfect! Belum lagi ditambah dia itu image-nya bagus, ngetop tapi nggak ngetop-ngetop bikin enek, duta majalah keren GALS....jauh dari gosip-gosip miring, bokapnya someone di perusahaan tambang multinasional....lo mau apa lagi? You definitely can NOT win this competition, Honey...You can not compete Dania Soedjono -the new face of beauty." Uraian panjang lebar Dian, sahabatku, membunuh semua benih-benih harapan di dalam hatiku. Mereka langsung mati seketika persis seperti sperma-sperma yang mati terkena spermisida yang katanya ada di kondom ekstra safe.

Some people said that beauty is in the eyes of the beholder, beauty adalah tentang attitude dan inner beauty...setiap perempuan itu terlahir cantik, bla bla bla...banyak sekali definisi tentang kecantikan....

Tapi ketika kamu harus berhadapan dengan sosok yang nggak cuma memenuhi semua standar kecantikan yang diciptakan oleh industri kecantikan dunia dan bahkan melebihi, menciptakan definisi baru tentang kecantikan itu sendiri, dalam persaingan memperebutkan cinta seorang eligible bachelor -seorang pengusaha muda yang sedang membangun karier politiknya, yang keponakan orang SANGAT PENTING, HASLAN NASUTION- pilihannya tinggal 2. Tetap berharap akan datangnya keajaiban dengan kemungkinan 99:1 dan semua orang berpikir kamu gila dan nggak realistis, atau mundur total sebelum hancur karena harusnya kamu tahu diri bahwa at the very first place, ini adalah the real KONTES KECANTIKAN where the most beautiful girl gets the best and the most qualified man. Or should I say...the most ELIGIBLE man?


Bekerja sebagai seorang desainer interior freelance dengan kehidupan finansial yang morat-marit di umur 26, menjadi parasit di rumah kakaknya, so single karena sudah 4 tahun betul-betul menjomblo, tidak membuat Nadja Sinka Suwita pesimis. Justru dia adalah seorang perempuan mungil yang smart, fun, energik, dan optimis dalam melihat segala sesuatu. Apalagi ketika Obi, sahabat Nadja, memperkenalkannya dengan Budiarsyah Nasution, cowok penting yang membuat Nadja semakin optimis lagi menjalani hari-harinya.

Sampai suatu hari, Nadja harus menghadapi kenyataan bahwa dia bersaing dengan seorang perempuan MAHA CANTIK, MAHA INDAH slash model slash Duta Gals Indonesia (majalah favorit Nadja), slash creme de la creme socialite Jakarta, DANIA SOEDJONO, untuk mendapatkan cinta Budi - Nadja mulai mempertanyakan sikap optimisnya. Tapi lebih dari itu, Nadja mulai menyadari bahwa dunia ini adalah ajang beauty contest yang sesungguhnya, apalagi di dalam sebuah masyarakat kapitalis seperti sekarang ini, konon... kecantikan seorang perempuan sangat berharga karena the most beautiful girl gets the most eligible man.

Is it always like that? Does beauty still rule? Apa yang akan dilakukan Nadja? Menyerah? Atau berjuang melawan kekuatan kecantikan maha dahsyat Dania Soedjono yang ternyata dijaga ketat oleh ksatria pengagum setianya - Max?

Bisakah Nadja membuktikan bahwa beauty is no longer RULES?


Diambil dari Icha Rahmanti. Kalo ada yang akan ke Jepang, tolong donk ak dibeliin buku ini hehehe.

Comments: Post a Comment
The Journal

tomorrow should be better than today



Blogroll Me!

Subscribe with Bloglines

Add http://cikubembem.blogspot.com to your Kinja digest

Listed on BlogShares


The Writer

Momo-chan.
Bukan orang biasa.
Ga suka MASAK.
Pecinta rotenburo.



Something Happened




Contact me

Send an email


Important Note

Postingan di blog ini terdiri dari kisah nyata dan fiksi. Dalam teknik penulisan di blog ini, aku lebih memilih menggunakan sudut pandang orang pertama, meski tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan sudut pandang orang ketiga.
Mengingat ada beberapa postingan yang bersumber pada kisah nyata, maka demi menjaga kerahasiaan responden, aku tidak bersedia menjawab pertanyaan yang bersangkutan dengan jati diri responden.
Kesamaan nama, tempat dan peristiwa adalah kebetulan belaka. Dan semua itu bertujuan agar maksud postingan tersampaikan dengan baik.


Archives

November 2004
December 2004
January 2005
February 2005
March 2005
April 2005
May 2005
June 2005
July 2005
August 2005
September 2005
October 2005
November 2005
December 2005
January 2006
February 2006
March 2006
April 2006
May 2006
June 2006
July 2006
August 2006
September 2006
October 2006
November 2006
December 2006
January 2007
February 2007
March 2007
April 2007
May 2007
June 2007
July 2007
August 2007
September 2007
October 2007
November 2007
December 2007
January 2008
May 2008
June 2008
July 2008
August 2008
October 2008
December 2008
February 2009
March 2009


Previous Posts

Farewell travelling
Dapur baru
Karena sakura tidak untuk dimiliki
Because you loved me
The Yahoo! Messenger Emoti-Contest
Dari novel menuju film
Kenalkan, mahasiswa baru
Seperti Nobita
Musim semi telah tiba
Antara Tia dan Caca


Friends




Links

Panasonic Scholarship Japan
Panasonic Scholarship Indonesia
Mie University
Japanese-English Online Dictionary


Member of









Credits

  
  
  
  



Designed by mela
Get awesome blog templates like this one from BlogSkins.com