one step ahead
|
Sunday, December 10, 2006
Minggu kemaren aku ikut JLPT level 2. Ada satu bacaan yang menurutku menarik. Tentang efek dipuji dan dicela terhadap kemajuan seseorang. Penelitian membuktikan bahwa dicela akan mengakibatkan semangat seseorang menjadi tinggi, lebih tinggi daripada dipuji atau didiamkan saja. Tapi orang yang selalu dipuji akan menunjukkan kenaikan semangat yang lebih tinggi, lebih tinggi daripada dicela dan didiamkan saja. Jadi bagaimanakah kesimpulannya (na, ini pertanyaannya gitu lho). Jawabanku sih, seseorang itu harus dipuji dan dicela secara berganti-gantian. Dipuji terus itu tidak bagus. Dicela mulu juga tidak bagus. Didiamkan aja tidak bagus karena ga ada efek apapun.
Aku orangnya ga suka dipuji. Hanya orang-orang tertentu yang aku harapkan ngasih pujian buat aku. Semua orang bilang aku orangnya PD habis. Padahal sbenernya aku ga punya PD sama sekali. Terutama kalo harus pergi ama pacarku dan temen-temennya. Ga tau kenapa, temen-temennya atau pacar temen-temennya tu isinya orang-orang cantik dan seksi semua. Aku jg tahu aku ga punya kualitas seperti itu. Tapi setidaknya ada orang-orang yang pernah muji aku physically. Brarti kan aku ga jelek-jelek amat to ya. Tapi, dia tu ga pernah muji aku. 100 orang memuji pun, buat aku ga ada artinya kalau dia ga pernah muji sekalipun. Kata nyokap sih, aku tu paling pinter kalo pake baju. Enak diliat gitu deh katanya. Jadi aku seneng beli baju. Bahkan ketika aku udah di Jepang pun, bokapku suka ngingetin "Jangan beli baju terus ya. Wong kan kamu juga udah pacar to?". Whaaaaat??? Aneh-aneh juga bokapku inih. Emang kalo udah punya pacar trus ga boleh beli baju apa. Udah punya pacar pun, aku ga pernah dipuji gitu lho. Homerareru made, akiramete nai yo atashi. Nan demo kao. Kare ni homete hoshii dakara ne. Kebetulan dulu ibunya Mecchan tu punya temen artis, sebut saja tante N. Dan Mecchan tu terpesona banget ama kecantikan tante N ini. Katanya sih "Tante N itu bener-bener bijin. Lha gimana to, bangun tidur aja udah cantik banget." Komentar dia itu, aku inget-inget banget. Watashi ga ichiban manzoku toki wa okite kara homerareru to kimeta. Mulai saat itu, aku mulai berpikir gimana caranya biar begitu bangun tidur (tanpa cuci muka, tanpa sikat gigi) tu langsung enak diliat. Gimana caranya biar saat paling enak diliat itu adalah pas bangun tidur. Aku bekerja keras lho buat mencapai itu semua. Nan demo katta. Takakutemo ii. Sampai akhirnya pas kita menikah, saat itu dia mulai berubah. Dia jadi sering muji aku. Termasuk pujian ketika aku pertama kali membuka mata di pagi hari. Seneeeeeng banget rasanya tu. Mendengar pujian dari orang pujiannya ingin kita denger. Orang yang pujiannya pengin aku denger tu bukan cuma Mecchan aja. Mo hitori iru yo. Uchi no oyaji. Kalau dari beliau, aku penginnya dipuji yang berhubungan dengan kemampuan intelektual. Aku mau berbuat apapun, dari mulutnya selalu cuma ada "Baka. Baka." Orang lain mau ngasih aku gelar apapun juga, dimata beliau aku tu baka. Zutto zutto. Baka bakari to itte kuretan da. Sampe ketika aku datang ke Jepang. Ketemu berbagai macam orang pinter. Dua orang yang paling aku kagumi disini adalah bosku dan Tim (salah satu seniorku). Buat aku, ga masalah aku ga pernah dapat pujian dari otosan. Tapi at least aku bisa dapat pujian dari bosku dan Tim. Tim ini adalah orang yang paling berjasa banget selama aku disini. Dia ngajarin aku macem-macem. Dia bisa sibuk sendiri ikutan pusing ketika risetku mandeg. Kalo ga ada dia, mungkin aku ga bisa seperti ini. Dia itu idolaku banget. Aku pengin banget jadi seperti dia. Setahun yang lalu dia bilang "Kamu tu cepet banget ya belajarnya. Padahal kan S1 kamu beda majornya. Udah selesai lagi satu paper." "Ah tu kan lucky aja. Banyak orang yang usahanya sama, tapi sayangnya proteinnya ga terekspresi, atau proteinnya ga punya aktivitas." "Lucky? Emang kamu tu tidur, nonton film, trus suddenly jadi enzim gitu apah?" "Ya ga gitu..." "Dakara... jangan sekali-sekali bilang lucky. Teknik kamu tu bagus lho." "Hah? Ya po?" "Iya. Shinjite." Huaaaaaa... aku ga tau harus bilang apa. Menurutku, dia itu tekniknya bagus banget. Dan bisa mendapatkan pujian dari orang seperti dia, bener-bener ngebikin aku terharu. Aku sekarang mahasiswa M2. Jelas tidak bisa disebut mahasiswa senior. Tapi kamu boleh percaya atau tidak, aku tu dikasih kepercayaan bak mahasiswa D lho. Aku punya mahasiswa bimbingan. Aku bertanggung-jawab terhadap penggunaan beberapa kit tertentu. Yang paling membanggakan adalah aku tu person in charge untuk suatu alat (yg di seluruh Indonesia cuma ada 4 kali). Bosku emang ga pernah memuji secara khusus. Tapi setiap ada yang mau pake alat itu, beliau selalu minta aku yang ngajarin. Bahkan sejak setahun yang lalu dia udah bilang ama aku "Kalo kamu mau, kamu masternya setahun aja. Trus ambil Ph.D dua tahun aja. Bisa kok. Kan kamu udah ada satu paper." Tapi waktu itu aku tolak. Karena kalo masternya cuma setahun, aku jadi ga punya beasiswa lagi. Trus sepertinya beliau udah menyerah ama aku, akhirnya beliau mengutus Takuya, mahasiswa Jepang paling senior, untuk ngajakin obrol. Takuya bilang "Bos bilang, kalo kamu mau lanjut Ph.D, dua tahun aja bisa kok. Ntar dikasih menjo. Trus kamu baito dikit. Tapi dua tahun bisa kok. Kamu kan udah punya 1 paper kan. Kalo bos dah bilang gitu, semua pasti bisa kok." Kalo ga tau malu, mungkin aku udah nangis di depan Takuya. Ne... Di Jepang, ada 2 orang yang aku pengin mereka muji aku intelectually. Bos dan Tim. Aku ngedapetin semuanya dari mereka. Di Indonesia, hanya ada 1 orang yang aku pengin denger pujiannya, otosan. Sampe menjelang 30 tahun usiaku ini, tidak pernah sekalipun aku denger pujiannya. Sono kawari, baka dake to itte kuretan da. Kizu tsuitan dayo atashi. Zutto. 4 no GPA wo uketemo, ikura demo sashin wo shinbun de notte, nihon he ryuugakushitemo, baka bakari to itte kuretan da yo. Nihon de hitori gurashi wa kurushitemo, koko de homete kureru hito ga irun desu. Dakara zenzen kikoku shitakunai. Wakatte kurenai no, minna?
Comments:
Post a Comment
|
The Journal
tomorrow should be better than today Blogroll Me! The Writer
Momo-chan. Bukan orang biasa. Ga suka MASAK. Pecinta rotenburo. Something Happened Contact me Send an email Important Note
Postingan di blog ini terdiri dari kisah nyata dan fiksi. Dalam teknik penulisan di blog ini, aku lebih memilih menggunakan sudut pandang orang pertama, meski tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan sudut pandang orang ketiga. Mengingat ada beberapa postingan yang bersumber pada kisah nyata, maka demi menjaga kerahasiaan responden, aku tidak bersedia menjawab pertanyaan yang bersangkutan dengan jati diri responden. Kesamaan nama, tempat dan peristiwa adalah kebetulan belaka. Dan semua itu bertujuan agar maksud postingan tersampaikan dengan baik. Archives
November 2004 December 2004 January 2005 February 2005 March 2005 April 2005 May 2005 June 2005 July 2005 August 2005 September 2005 October 2005 November 2005 December 2005 January 2006 February 2006 March 2006 April 2006 May 2006 June 2006 July 2006 August 2006 September 2006 October 2006 November 2006 December 2006 January 2007 February 2007 March 2007 April 2007 May 2007 June 2007 July 2007 August 2007 September 2007 October 2007 November 2007 December 2007 January 2008 May 2008 June 2008 July 2008 August 2008 October 2008 December 2008 February 2009 March 2009 Previous Posts
Onichan Blog yang paling aku benci Aitai Nunggu Ketupat Daigaku matsuri Lembur? Senior Junior Razia warung makan Great chemistry in the movies Friends
Links
Panasonic Scholarship Japan Panasonic Scholarship Indonesia Mie University Japanese-English Online Dictionary Member of Credits
|