one step ahead
|
Monday, January 15, 2007
Pernah nonton kabuki? Aku pernah nonton 2 kali. Yang pertama adalah nonton tari-tarian yang biasanya ada dalam pertunjukan kabuki. Jadi selama 6 jam, kita tu duduk liat tari-tarian itu. Kadang ada dialognya. Kedua kalinya, dalam rangka acara sponsorku. Kali ini benar-benar nonton the real kabuki. Jadi banyak dialognya, tarinya dikit. Kabuki itu memakai bahasa Jepang jaman dulu, jadi dijamin kita ga bakal tahu artinya. Lha wong orang Jepang sendiri juga ga tau artinya. Di Jepang itu, beda jaman, beda bahasa. Kalau misalnya kita nonton sinetron yang settingnya jaman dulu (contoh: Misteri Gunung Merapi, dll dll), kita kan gampang-gampang saja ya memahami bahasanya. Setiap tahun NHK menayangkan serial taiga (samurai jepang? pokoknya serial-serial yg bersetting jaman dulu gitu deh). Terus kadang ada juga dorama special (cuma 1-2 episode) yang bersetting jaman dulu. Nah... biasanya sih, fansub (fans yg hobynya menerjemahkan dorama/anime) pada males ambil projek dorama-dorama model gini. Jadi biasanya sih pada nungguin hasil TV rip dari siaran TV di Amerika. Jadi yang menerjemahkan benar-benar penerjemah profesional yang dibayar. Fansub kan proyek gratisan, males lah nerjemahin dorama-dorama jaman dulu. Makanya file dorama taiga yang bersileweran di jadag ini tuh, selalu LQ, jarang ada yg HQ. Lha wong TV rip gitu lho, kok minta HQ. So... semua orang mengakui bahwa furui ooki jidai no dorama (dorama jadul) itu susah dipahami bahasanya. Semua orang setuju. Kemarin, dorama terbarunya Kimura Takuya, yang berjudul "Karei naru ichizoku" mulai ditayangkan. Settingnya adalah tahun 1970. Aku sampe stress ngeliatnya. Paling cuma 30% aja yang aku donk artinya. Garis besarnya cerita sih aku donk artinya, tapi detilnya? Blassss.... Stress aku, mosok ga bisa paham dorama yg bersetting tahun 1970 sih. Trus hari ini blusak-blusuk di forum D-Addicts. Ada yg bilang gini ni "Aduh kapan ya sub-nya keluar. Kalo dorama jidai gini ak ga tll paham artinya je." Buahahaha... lha wong cuma tahun 1970 kok bisa-bisanya dia bilang jidai (jadul). Benar-benar kok Jepang tu. Beda jaman, beda bahasa.
Comments:
Post a Comment
|
The Journal
tomorrow should be better than today Blogroll Me! The Writer
Momo-chan. Bukan orang biasa. Ga suka MASAK. Pecinta rotenburo. Something Happened Contact me Send an email Important Note
Postingan di blog ini terdiri dari kisah nyata dan fiksi. Dalam teknik penulisan di blog ini, aku lebih memilih menggunakan sudut pandang orang pertama, meski tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan sudut pandang orang ketiga. Mengingat ada beberapa postingan yang bersumber pada kisah nyata, maka demi menjaga kerahasiaan responden, aku tidak bersedia menjawab pertanyaan yang bersangkutan dengan jati diri responden. Kesamaan nama, tempat dan peristiwa adalah kebetulan belaka. Dan semua itu bertujuan agar maksud postingan tersampaikan dengan baik. Archives
November 2004 December 2004 January 2005 February 2005 March 2005 April 2005 May 2005 June 2005 July 2005 August 2005 September 2005 October 2005 November 2005 December 2005 January 2006 February 2006 March 2006 April 2006 May 2006 June 2006 July 2006 August 2006 September 2006 October 2006 November 2006 December 2006 January 2007 February 2007 March 2007 April 2007 May 2007 June 2007 July 2007 August 2007 September 2007 October 2007 November 2007 December 2007 January 2008 May 2008 June 2008 July 2008 August 2008 October 2008 December 2008 February 2009 March 2009 Previous Posts
Bahasa cina Kita Penerbangan yang mengerikan Enaknya diapaain yah? Berbagi Konsentrasi Remioromen How to download dorama Kokoro no naka ni iru kara Baby-talk dan sok-baby-behaviour Suami istri ribut Friends
Links
Panasonic Scholarship Japan Panasonic Scholarship Indonesia Mie University Japanese-English Online Dictionary Member of Credits
|