<body>


one step ahead
Friday, August 10, 2007

Sepatu cantik penyebab kaki jelek

Aku kan sukanya pake sepatu olahraga. But, kalo kerja kan ga mungkin pake sepatu olahraga. Menyebalkan banget. Aku paling ga suka menilai seseorang dari penampilannya. Kalo kerja di bidang ini, pakaiannya harus begini, sepatu harus begini, tas harus begitu. Bleb bleb bleb.

Pas aku di Jepang dulu, keknya staf akademis di kampusku juga bajunya semau gue banget. Staf researcher di labku, tiap hari pake kaos dan jeans serta sepatu olahraga. Kalo winter, dia pake sweater. Trus associate profesor di labku, setiap hari (ga peduli musim apa) selalu pake sweater. Maklum, beliau sedang dalam treatment suatu penyakit tertentu. Trus profesor di labku, (yang tiap hari, ga peduli musim, naek sepeda mini dan ga punya handphone), tiap hari selalu pake sandal jepit dengan kaos kaki. Sepatu cuman dipake kalo pas meeting doank. Asyik kan? Suasana kerja seperti ini yang aku suka. Bahwa baju yang kita pake tu ga ada hubungannya dengan kualitas kerja.

Meski ga ada peraturan tertulis tentang baju (dan sepatu, dan tas, dan lain-lain) yang proper buat staf akademis, tapi tetep aja kalo kita pake baju yang (menurut sebagian orang) ga proper, tentu kita bakal jadi sasaran pergosipan.

Sejak aku balik ke Indonesia, kan mau ga mau harus pake sepatu cantik. Kalo kerja emang hukumnya wajib (konvensi baka). Kalo lagi jalan, emang hukumnya ga wajib, but secara implisit mertuaku (dan juga nyokap) kurang senang aku pake sepatu olahraga.

Akibatnya????

Beberapa hari yang lalu nyokap bilang "Kok kakimu kapalan di mana-mana sih mbak."

Uruseeeeeeeeeeeeeee. Ya itulah harga yang harus dibayar kalo pake sepatu cantik gitu lho. Kalo pengin kaki sehat dan cantik, pakailah sepatu olahraga.

Aku udah pedicure sekalipun, tetep aja kapalan ga bisa bersih tuntas.

Comments: Post a Comment
The Journal

tomorrow should be better than today



Blogroll Me!

Subscribe with Bloglines

Add http://cikubembem.blogspot.com to your Kinja digest

Listed on BlogShares


The Writer

Momo-chan.
Bukan orang biasa.
Ga suka MASAK.
Pecinta rotenburo.



Something Happened




Contact me

Send an email


Important Note

Postingan di blog ini terdiri dari kisah nyata dan fiksi. Dalam teknik penulisan di blog ini, aku lebih memilih menggunakan sudut pandang orang pertama, meski tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan sudut pandang orang ketiga.
Mengingat ada beberapa postingan yang bersumber pada kisah nyata, maka demi menjaga kerahasiaan responden, aku tidak bersedia menjawab pertanyaan yang bersangkutan dengan jati diri responden.
Kesamaan nama, tempat dan peristiwa adalah kebetulan belaka. Dan semua itu bertujuan agar maksud postingan tersampaikan dengan baik.


Archives

November 2004
December 2004
January 2005
February 2005
March 2005
April 2005
May 2005
June 2005
July 2005
August 2005
September 2005
October 2005
November 2005
December 2005
January 2006
February 2006
March 2006
April 2006
May 2006
June 2006
July 2006
August 2006
September 2006
October 2006
November 2006
December 2006
January 2007
February 2007
March 2007
April 2007
May 2007
June 2007
July 2007
August 2007
September 2007
October 2007
November 2007
December 2007
January 2008
May 2008
June 2008
July 2008
August 2008
October 2008
December 2008
February 2009
March 2009


Previous Posts

Proper dress when evacuating from EQ
OMATASESHIMASHITA: 8 hrs @ Juanda airport
Standar pelayanan melalui telpon
Persiapan nikah (1)
Yang menyebalkan dalam bahasa Jepang
Deadline
Ga pernah mulus
Matte iru
Obgynku
D-21 result


Friends




Links

Panasonic Scholarship Japan
Panasonic Scholarship Indonesia
Mie University
Japanese-English Online Dictionary


Member of









Credits

  
  
  
  



Designed by mela
Get awesome blog templates like this one from BlogSkins.com