<body>


one step ahead
Thursday, October 04, 2007

Berat memang

Dulu aku ngerasa puasa di Jepang tu berat. Coz, meski udah masuk musim gugur, tapi tetep aja panas (lebih panas dari di Yogya). But ternyata salah. Puasa di Indonesia ternyata lebih berat.

Pertama, aku kan ngajar. Jadi selalu haus. Biasanya aku selalu bawa minum aqua dingin, pake tempat minum yang bisa menjaga suhu. Makanya begitu puasa, langsung deh terasa hausnya. Kalo buka, biasanya aku langsung minum air dingin 3 gelas.

Kedua, kalo aku pulang kerja, kan pasti orang-orang udah mulai jualan takjil tu. Aku kan kalo buka harus selalu pake minuman aneh-aneh. Kalo di Jepang dulu, kan ga ada tu minuman aneh-aneh yang khusus dipake untuk buka. So, meski jidohanbaiki (vending machine) bertebaran dimana-mana, meski orang-orang di sekitar pada minum, aku mah tetep ga kepengin. Wong cuman minuman standar gitu lho. But, kalo di sini kan ga kek gitu. Di sepanjang jalan orang jualan minuman aneh-aneh. Emang sih jarang terlihat ada yang minum sembarangan, tapi kan tetep aja mereka jualan gitu lho. Kan jadi kepengin huuu huuu huuu. Apalagi pulang kerja kan saat puncak kehausan yang amat sangat tu.

Ketiga, aku kan lagi ngurusin nikahan. Jadi harus berinteraksi dengan banyak orang. Kadang kan ada yang bikin jengkel, jadi bawaannya pengin marah-marah melulu.

Keempat, kegaduhan waktu sahur. Suatu saat, aku lagi masak buat nyiapin sahur. Untungnya di kampungku, remaja masjidnya ga kampungan. Mereka ga pernah keliling kampung buat ngebangunin sahur yang berisiknya minta ampun. But, sebagai gantinya, ternyata selama 10 menit, ada yang teriak-teriak di musholla buat ngebangunin sahur. Urusai. Aku benar-benar terganggu. Rasanya pengin aku keplak aja orang yang teriak-teriak itu. Bikin jengkel aja.

Kesimpulan: Puasa di Indonesia benar-benar berat.

Comments: Post a Comment
The Journal

tomorrow should be better than today



Blogroll Me!

Subscribe with Bloglines

Add http://cikubembem.blogspot.com to your Kinja digest

Listed on BlogShares


The Writer

Momo-chan.
Bukan orang biasa.
Ga suka MASAK.
Pecinta rotenburo.



Something Happened




Contact me

Send an email


Important Note

Postingan di blog ini terdiri dari kisah nyata dan fiksi. Dalam teknik penulisan di blog ini, aku lebih memilih menggunakan sudut pandang orang pertama, meski tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan sudut pandang orang ketiga.
Mengingat ada beberapa postingan yang bersumber pada kisah nyata, maka demi menjaga kerahasiaan responden, aku tidak bersedia menjawab pertanyaan yang bersangkutan dengan jati diri responden.
Kesamaan nama, tempat dan peristiwa adalah kebetulan belaka. Dan semua itu bertujuan agar maksud postingan tersampaikan dengan baik.


Archives

November 2004
December 2004
January 2005
February 2005
March 2005
April 2005
May 2005
June 2005
July 2005
August 2005
September 2005
October 2005
November 2005
December 2005
January 2006
February 2006
March 2006
April 2006
May 2006
June 2006
July 2006
August 2006
September 2006
October 2006
November 2006
December 2006
January 2007
February 2007
March 2007
April 2007
May 2007
June 2007
July 2007
August 2007
September 2007
October 2007
November 2007
December 2007
January 2008
May 2008
June 2008
July 2008
August 2008
October 2008
December 2008
February 2009
March 2009


Previous Posts

Persiapan nikah (2)
Kyou no tanggal wa?
Bumbu-bumbu mendokusai
Jamur
Hadiah ulang tahun
Puasa @ Indonesia
Bukan penerjemah
HERO, Soleha, Candy
Hanayome to Papa
Susahnya jadi perempuan


Friends




Links

Panasonic Scholarship Japan
Panasonic Scholarship Indonesia
Mie University
Japanese-English Online Dictionary


Member of









Credits

  
  
  
  



Designed by mela
Get awesome blog templates like this one from BlogSkins.com