<body>


one step ahead
Monday, October 22, 2007

Why I hate omimai

Masyarakat Indonesia dan Jepang sama-sama mengenal budaya omimai (menjenguk orang sakit). Dan sejak dulu, aku paling benci omimai.

Alasannya adalah ...

1. Menganggu istirahat pasien

Aku punya penyakit asma. Asmaku kambuh karena 3 hal; debu, asap rokok dan batuk. Suatu saat waktu aku masih kelas 3 SMU, asmaku kambuh. Terpaksa aku harus bolos sekolah selama beberapa hari. Mengingat aku lumayan terkenal (hueeeeeek), akhirnya banyak banget teman-teman yang datang membesuk di rumah. Pada saat mereka mau berangkat dari sekolah, sahabatku nelpon buat ngasih tahu bahwa 20 orang teman (dan laki-laki semua) akan datang ke rumahku untuk membesuk. Sbenarnya aku sudah lumayan sembuh, dan berencana akan masuk sekolah the following day. Karena tiba-tiba teman-teman datang ke rumah, dan aku di rumah sendiri, terpaksa aku harus bikin minuman dulu, trus cuci muka dan lain-lain. Ketika mereka sudah benar-benar datang ke rumah, terpaksa aku harus ngobrol hahahihi. Akibatnya, asmaku langsung kambuh lagi. The following day, aku jadi ga bisa masuk sekolah.

Ckckckck.... mereka tu sbenernya mau menjenguk orang sakit atau membuat orang sakit semakin sakit ya? Kadang-kadang ga ngerti.

2. Cara cepat bolos kerja

Suatu hari, ketika asmaku sedang kambuh, aku harus istirahat di rumah. Rekan sekantornya bokapku kebetulan tahu bahwa aku sedang sakit asma dan istirahat di rumah. Mereka (5 orang perempuan) datang membesuk aku ke rumah. Karena aku di rumah sendiri, terpaksa aku harus bikin minuman, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka.

Yang mengangguku adalah, mereka tu sbenernya siapa sih? Urusannya apa kok sampai berani-beraninya membesuk aku. Zenzen wakaranai. Mau bolos kerja aja pakai alasan mau omimai gitu lho. Maen ke mall lebih asyik to ya.

Suatu hari, ayah dari rekan kerjaku sakit. Pasiennya berdomisili di Magelang. Lalu rekan-rekan kerjaku membesuk ke Magelang, pake satu mobil kijang yang terisi full (berarti sekitar 8-9 orang). Ada-ada aja. Hubungannya apa gitu lho. Mosok membesuk ayah dari rekan kerjaku, semobil pula, ke Magelang pula. Emangnya kalo pasiennya dibesuk trus sembuh gitu po? Yang ada malah tambah sakit.

3. Membuat pasien menjadi sedih

Sbenernya aku sempat hamil. Tapi kemudian timbul flek-flek. Gejala keguguran. Meski udah minum obat penguat kandungan, tetap saja akhirnya keguguran. Ini terjadi saat hari ketiga Lebaran (versi Muhammadiyah). Aku ga ikut halal-bihalal karena harus bed-rest. Suamiku juga nemenin aku di rumah.

Pas aku menyadari bahwa aku keguguran, aku cuman pengin dipeluk ama suamiku, trus nangis. Kita pelukan 15 menit sekedar untuk share kesedihan. But, setelah itu, ya udah. Ga ada lagi sedihnya. Coz aku ama suamiku percaya satu hal, bahwa manusia tidak boleh sok tahu, bahwa semua yang telah digariskan oleh Allah itu adalah yang terbaik buat kita. So, buat apa sedih karena keguguran, lha wong keguguran itu adalah hal yang terbaik yang sudah dipilihkan Allah buat kami berdua gitu lho. Kalo aku dan suami sedih berlarut-larut, berarti sama saja dengan sok tahu. Sok tahu bahwa keguguran itu adalah bencana. Padahal, HE didn't think so.

Ya udah deh, setelah 15 menit berlalu, aku dan dia langsung ceria lagi. Kita langsung rebutan komputer lagi (buat maen game). Ketika malam hari keluargaku udah balik dari halal bi halal, aku segera melaporkan bahwa aku udah keguguran. Bokapku langsung panik mau ngebawa aku ke UGD (yang tentu saja aku tolak mentah-mentah). Trus ibu dan adekku langsung menginterogasi suamiku dengan pertanyaan konyol, "Gimana keadaan mbakku? Apakah kondisi mentalnya terganggu?" Waaaaaaaaaaks... . Dia pikir aku ga waras apah.

Hari ke4 Lebaran, aku ke rumah sakit. Setelah pulang dari rumah sakit, saudara-saudaraku datang membesuk ke rumah. Mereka naek 2 mobil kijang yang terisi penuh. Pas mereka datang, suamiku bilang "Wah Momo-chan, kamu sekarang jadi selibritis. Tu liat, banyak orang mau membesuk kamu. Ayo ganti baju dulu." Aku langsung ganti baju trus keluar buat say hello ama saudara-saudaraku. Mereka mememelukku sambil mengucapkan kata-kata yang menyedihkan seperti, "Jangan sedih ya, besok pasti ada gantinya lagi," atau "Gapapa ya, besok kan bisa bikin lagi," atau kalimat-kalimat senada. I don't understand. Sepertinya mereka tu pengin aku sedih atau gimana sih. Zenzen wakaranai. Karena kata-kata mereka itu, akhirnya aku malah jadi nangis.

Moreover, mereka juga mengucapkan kata-kata yang sama saat menyalami suamiku. Akibatnya, suamiku jadi mikir, "O iya ya... jadi aku tu harus sedih ya. Jadi salah ya, kalo aku biasa-biasa aja kek gini."

Setelah menerima salaman dari mereka, kita berdua langsung masuk kamar lagi. Aku nangis lagi. Trus di kamar, suamiku ngelucu lagi. Aku salut ama dia. Dia pasti juga tertekan ama ucapan (sok) simpati dari saudara-saudaraku, but dia menahan diri buat ga sedih, malah ngelucu biar aku ketawa. Akhirnya aku emang langsung ketawa dan dengan easy melupakan ucapan (sok) simpati dari saudara-saudaraku. Kare to kekkon shite yokatta.

Akhirnya aku membuat perjanjian tidak tertulis dengan suamiku.

Moshi no hanashi (seumpama). Kalau suatu hari ada hal-hal yang (dianggap oleh orang lain sebagai hal yang) menyedihkan terjadi padaku, maka suamiku harus melakukan seleksi terhadap orang-orang yang akan membesuk aku. Calon pembesuk harus mampu melontarkan suatu lelucon. Lelucon dianggap lucu jika dan hanya jika suamiku bisa ketawa setelah mendengar lelucon itu. Calon pembesuk dengan lelucon yang dianggap lucu dianggap capable untuk bisa membesuk aku. Dan selama membesuk aku, pembesuk harus melucu. Tidak boleh mengucapkan kalimat (sok) simpati, ga boleh menanyakan keadaan, ga boleh ngajak ngobrol. Satu-satunya hal yang bisa dilakukan adalah MELUCU.

Sumpah, pada saat keguguran kemarin, aku merindukan seseorang yang ngomong "Daijoubu deshou, akachan wo tsukuru no wa tanoshikatta janai desu ka." Wuakakakaka.... kalo ada yang bilang kek gitu, segera akan aku anugerahi gelar "Pembesuk terbaik sepanjang masa". Zannen desukedo, daremo ittenakatta.

SUMMARY

Selama pembesuk tidak tahu cara membesuk, dilarang membesuk.

Comments: Post a Comment
The Journal

tomorrow should be better than today



Blogroll Me!

Subscribe with Bloglines

Add http://cikubembem.blogspot.com to your Kinja digest

Listed on BlogShares


The Writer

Momo-chan.
Bukan orang biasa.
Ga suka MASAK.
Pecinta rotenburo.



Something Happened




Contact me

Send an email


Important Note

Postingan di blog ini terdiri dari kisah nyata dan fiksi. Dalam teknik penulisan di blog ini, aku lebih memilih menggunakan sudut pandang orang pertama, meski tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan sudut pandang orang ketiga.
Mengingat ada beberapa postingan yang bersumber pada kisah nyata, maka demi menjaga kerahasiaan responden, aku tidak bersedia menjawab pertanyaan yang bersangkutan dengan jati diri responden.
Kesamaan nama, tempat dan peristiwa adalah kebetulan belaka. Dan semua itu bertujuan agar maksud postingan tersampaikan dengan baik.


Archives

November 2004
December 2004
January 2005
February 2005
March 2005
April 2005
May 2005
June 2005
July 2005
August 2005
September 2005
October 2005
November 2005
December 2005
January 2006
February 2006
March 2006
April 2006
May 2006
June 2006
July 2006
August 2006
September 2006
October 2006
November 2006
December 2006
January 2007
February 2007
March 2007
April 2007
May 2007
June 2007
July 2007
August 2007
September 2007
October 2007
November 2007
December 2007
January 2008
May 2008
June 2008
July 2008
August 2008
October 2008
December 2008
February 2009
March 2009


Previous Posts

Menikah: Tambah saudara, tambah musuh juga donk
Berat memang
Persiapan nikah (2)
Kyou no tanggal wa?
Bumbu-bumbu mendokusai
Jamur
Hadiah ulang tahun
Puasa @ Indonesia
Bukan penerjemah
HERO, Soleha, Candy


Friends




Links

Panasonic Scholarship Japan
Panasonic Scholarship Indonesia
Mie University
Japanese-English Online Dictionary


Member of









Credits

  
  
  
  



Designed by mela
Get awesome blog templates like this one from BlogSkins.com