![]() |
one step ahead
|
Saturday, December 01, 2007
Aku dulu kuliah S1 di jurusan tidak populer. Oleh karena itu, text book berbahasa Indonesia amat sangat susah didapatkan. Hampir semua text booknya adalah bahasa Inggris. Seandainyapun ada text book berbahasa Indonesia, aku juga malah ga mudeng maksudnya apa, coz terjemahannya aneh banget. But, at least, kuliahnya masih dalam bahasa Indonesia. Jadi, aku masih bisa memahami dan bisa menjelaskan dalam bahasa Indonesia. Lama-lama aku jadi stress... mosok gitu aja aku ga ngerti sih. Herman deh.Ketika aku kuliah S2, keadaannya jauh lebih parah lagi. Sumber bacaan yang aku gunakan 95% English dan 5% Jepang. Trus bimbingan dari dosen diberikan dalam bahasa Jepang dan bimbingan dari senior dalam bahasa Inggris dan Jepang (tergantung seniornya orang asing atau orang Jepang). Ketika aku nyoba baca text book bahasa Indonesia, sumpah deh, ga mudeng banget artinya apa. Dalam hal pelajaran (yaitu reading), bahasa nativeku emang bahasa Inggris. Akibatnya ya beginilah... aku bener-bener pusing kalau harus bikin proposal atau laporan (yang berbahasa Indonesia). Coz aku bener-bener ga ngerti bahasa Indonesianya apa. Waaaaks... berasa Cinta Laura aja nih lama-lama. Beruntung kalo pas ada suami di samping, coz dia biasanya bantuin aku nerjemahin. Meski dia juga kadang ga bisa nerjemahin karena bidang ilmu kita udah berbeda. Contohnya begini... "Conserved catalytic residue tu apaan sih bahasa Indonesianya?" "Waduh apa ya? Ga tau aku..." Tinggallah aku cunthel sendiri. Kalo kosakata sederhana biasanya sih dia bisa nerjemahin. Contohnya.... "The absence tu apa sih bahasa Indonesianya?" "Ketidakhadiran." "Bukaaaaaaan... kalo ketidakhadiran kan buat orang. Kalo ini buat benda kok." "Ooooo.... ketiadaan." Yang lebih menyebalkan lagi, sebagai lulusan baru, aku disuruh nyumbang artikel di jurnal universitas. Ada pernyataan kesanggupan yang harus ditandatangani. Konyolnya adalah... sampai ngelewatin deadline pun aku belum ngumpulin pernyataan itu. Penyebabnya? Aku ga tau terjemahan bahasa Indonesia dari judul yang aku pilih. Konyol banget.
Comments:
Post a Comment
|
The Journal
tomorrow should be better than today ![]() Blogroll Me! ![]() ![]() ![]() The Writer
Momo-chan. Bukan orang biasa. Ga suka MASAK. Pecinta rotenburo. Something Happened Contact me Send an email Important Note
Postingan di blog ini terdiri dari kisah nyata dan fiksi. Dalam teknik penulisan di blog ini, aku lebih memilih menggunakan sudut pandang orang pertama, meski tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan sudut pandang orang ketiga. Mengingat ada beberapa postingan yang bersumber pada kisah nyata, maka demi menjaga kerahasiaan responden, aku tidak bersedia menjawab pertanyaan yang bersangkutan dengan jati diri responden. Kesamaan nama, tempat dan peristiwa adalah kebetulan belaka. Dan semua itu bertujuan agar maksud postingan tersampaikan dengan baik. Archives
November 2004 December 2004 January 2005 February 2005 March 2005 April 2005 May 2005 June 2005 July 2005 August 2005 September 2005 October 2005 November 2005 December 2005 January 2006 February 2006 March 2006 April 2006 May 2006 June 2006 July 2006 August 2006 September 2006 October 2006 November 2006 December 2006 January 2007 February 2007 March 2007 April 2007 May 2007 June 2007 July 2007 August 2007 September 2007 October 2007 November 2007 December 2007 January 2008 May 2008 June 2008 July 2008 August 2008 October 2008 December 2008 February 2009 March 2009 Previous Posts
Idol-idol an Kebaya Trial and error Why I hate omimai Menikah: Tambah saudara, tambah musuh juga donk Berat memang Persiapan nikah (2) Kyou no tanggal wa? Bumbu-bumbu mendokusai Jamur Friends
Links
Panasonic Scholarship Japan Panasonic Scholarship Indonesia Mie University Japanese-English Online Dictionary Member of ![]() ![]() ![]() Credits
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |