<body>


one step ahead
Tuesday, May 23, 2006

Senyum sana senyum sini

Percaya ga, kalo senyum itu susah?

Dulu pas masih SMU, aku ikutan ekskul baris-berbaris. Waktu itu, pelatih2 nyuruh 2 anak maju ke depan, Devi dan Rini. Mereka disuruh baris berdua, dan kita semua disuruh ngeliat mereka baris. Devi ni sbenernya ga cantik. Tapi wajahnya tu senyuuuuum mulu. Akibatnya kan yg ngeliat jadi seneng. Sementara Rini ni ga bisa senyum, jadi serem banget deh. Nah.. kata pelatihku... semua anak dalam barisan ini, tampangnya ya kek Rini itu. Huaaaaaaaaaaaa..... serem bangetz. Sejak saat itu pelatih2 kita selalu tidak lupa meneriakkan "Senyum dek... senyuuuuuum". Ampun dah, udah dibentak-bentak, tapi tetep aja harus senyum. Singkat cerita, dari ekskul inilah aku belajar cara tersenyum. Tersenyum ketika difoto, itu gampang. Tapi tersenyum ketika sedang tegang, dibentak2 pelatih... wooooooo.... itu yang paling susah.

Suatu saat Lina, temenku di Osaka, pernah bilang, katanya senyumku tu paten banget. Gue banget. Hihihihi... ada2 aja yah komennya. Tapi gara2 komennya Lina itu, aku baru kalo ternyata kegiatan baris-berbarisku pas SMU dulu benar2 membuahkan hasil. Aku memang ga cantik, tapi aku suka senyum.

Dan alhamdulillah, akhir-akhir ini aku sering mendengar berita bahagia tentang dokumentasi yang berhubungan dengan diriku yg tebar senyum sana sini. Ada vendor desain di Jakarta yang minta ijin buat make salah satu foto preweddingku untuk keperluan proposal/portofolio mereka. Pas nikahanku, ada salah satu studio di Yogya yang meminta ijin untuk meliput (video) acara nikahanku untuk keperluan sample promosi perusahaannya. Trus belum lama aku dikabari saudaraku, bahwa salah satu foto nikahanku dipajang di salah satu studio foto di Yogya. Eh 2 hari yang lalu aku dikasih tahu temenku bahwa fotoku ada di Kompas.

Nah lho... foto yang mana lagi ni. Sejak kapan aku bertemu wartawan Indonesia? Pas liputan piala Thomas kemaren? Ya ga mungkin lah, wong aku-nya saja ga pergi ke Tokyo gitu lho. Tak lama kemudian di sms bapakku. Ya ampuuuuun, ternyata yg dipajang di Kompas tu adalah fotoku 3 tahun yang lalu. Yang mana foto tersebut udah pernah dipasang di Kompas juga sekitar akhir tahun 2003. Anehnya lagi, artikelnya kan tentang Sampoerna Scholarship. Eh, kok fotonya malah Panasonic Scholarship sih? Hihihihi....

Alhamdullilah, meski ga nyambung tapi aku senang :D ... numpang terkenal.

Strategi yang sama juga aku terapkan pas acara nikahanku kemaren. Coz aku pernah dateng ke acara nikahan orang, dimana pengantennya tu ga pernah senyum. Serem bangetz dah. Sejak saat itu aku bertekad untuk murah senyum pas acara nikahan hihihi. Jadi pas didandanin ama tukang riasnya, aku sampe wanti2 "Tolong bagian pipi diberi perhatian lebih ya, ga boleh pecah sampe nanti sore." Hihihihi.... untungnya emang ga pecah pipinya. Alhasil aku jadi senyum sana senyum sini sampe gempor pipiku. Sampe2 ada temenku yg komentar "Heran deh, kamu sumeh banget sih." Buahahahaha... akting boooo... aktiiiiing. Adik iparku juga sampe bilang "Ya ampun, mbak dari awal sampe akhir senyum mulu. Pasti capek banget rasanya." Hehehe... emang capek lah, pipi tu sampe sakit rasanya. Blum lagi ditambah aku udah senyum sampai sakit, eh ternyata fotografernya minta foto diulang2 mulu gara Merriel ga bisa senyum. Gggggrrrrr. Padahal sebelum acara udah berkali2 tak ingetin "Jangan lupa senyuuuuum." Tetep aja lupa hiks hiks.

So... buat temen2ku yang mau nikah dalam waktu dekat ini, jangan lupa senyum ya. Senyum aja udah diitung shodaqoh. Asyiiiiiik.

Dedicated to mas Fajar and mbak Dewi. Thanks for teach me how to smile.


Comments: Post a Comment
The Journal

tomorrow should be better than today



Blogroll Me!

Subscribe with Bloglines

Add http://cikubembem.blogspot.com to your Kinja digest

Listed on BlogShares


The Writer

Momo-chan.
Bukan orang biasa.
Ga suka MASAK.
Pecinta rotenburo.



Something Happened




Contact me

Send an email


Important Note

Postingan di blog ini terdiri dari kisah nyata dan fiksi. Dalam teknik penulisan di blog ini, aku lebih memilih menggunakan sudut pandang orang pertama, meski tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan sudut pandang orang ketiga.
Mengingat ada beberapa postingan yang bersumber pada kisah nyata, maka demi menjaga kerahasiaan responden, aku tidak bersedia menjawab pertanyaan yang bersangkutan dengan jati diri responden.
Kesamaan nama, tempat dan peristiwa adalah kebetulan belaka. Dan semua itu bertujuan agar maksud postingan tersampaikan dengan baik.


Archives

November 2004
December 2004
January 2005
February 2005
March 2005
April 2005
May 2005
June 2005
July 2005
August 2005
September 2005
October 2005
November 2005
December 2005
January 2006
February 2006
March 2006
April 2006
May 2006
June 2006
July 2006
August 2006
September 2006
October 2006
November 2006
December 2006
January 2007
February 2007
March 2007
April 2007
May 2007
June 2007
July 2007
August 2007
September 2007
October 2007
November 2007
December 2007
January 2008
May 2008
June 2008
July 2008
August 2008
October 2008
December 2008
February 2009
March 2009


Previous Posts

Marriageable Women (part 1)
Apple vs Creative
Antara aku dan bahasa
Kado ulang tahun
Buku blog
Ketika listrik mati
Pulungan tempat sampah
Customer Service
If.......
Return of the Condor Heroes 2006


Friends




Links

Panasonic Scholarship Japan
Panasonic Scholarship Indonesia
Mie University
Japanese-English Online Dictionary


Member of









Credits

  
  
  
  



Designed by mela
Get awesome blog templates like this one from BlogSkins.com