one step ahead
|
Friday, April 20, 2007
Semua juga tahu bahwa Jepang paling identik dengan service yang memuaskan konsumen. But, itu tidak berlaku untuk ATM.
Di Jepang, ATM tu bener-bener semau gue. Ga seperti umumnya ATM yang 24 jam, ATM di Jepang itu jam kerjanya suka-suka gue banget. Ada yang buka sampe jam 17, ada yang buka sampe jam 19, ada yang libur kalo hari libur, ada yang 24 jam nonstop. Yah... pokoknya suka-suka mesinnya deh. Ga ada standarisasi gitu deh. Makanya belanja dengan uang cash benar-benar sangat bikin puyeng. Ketika kita kehabisan duit, nyari ATM yang buka pada jam tersebut adalah bukan hal yang mudah. Oleh karena itu, aku tidak merekomendasikan belanja dengan uang cash. Awal Maret, aku sudah meng-kaiyaku (cancel) kartu kreditku. Suatu saat aku belanja baju kerja ke mall. Pas mau ke kasir, aku tiba-tiba ingat kalo kartu kreditku udah di kaiyaku. Akhirnya terpaksa ke ATM. Langsung aja cuek jalan ke most probably mesin ATM di depan mall. Setelah pencet sana sini, lho kok yang keluar cuman kartu ATM ama kertas print doank. Duitnya mana bo? Trus di print outnya ada tulisan FULL KATAKANA yang bunyinya: ko-no-ka-do-wo-go-ri-you-i-ta-da-ke-ma-sen (kartu ini ga bisa dipakai) Buset dah. Mau nulis gitu aja pake katakana gitu lho. Bacanya aja mata udah sakit. Selidik punya selidik... lho ini mesin apaan sih? Mesin ATM bukan sih? Puyeng aku. Akhirnya nanya ama cleaning boy lokasi mesin ATM. Ternyata tadi benar-benar bukan mesin ATM hihihi. Terpaksa aku jalan berliku-liku buat nyari mesin ATM. Beda dengan ATM di Indonesia yang biasanya berada di lokasi strategis, ATM di pusat perbelanjaan Jepang lokasinya benar-benar ga banget deh. Biasanya sih deket toilet. Finding ATM = Finding toilet ATM = toilet????
Comments:
Post a Comment
|
The Journal
tomorrow should be better than today Blogroll Me! The Writer
Momo-chan. Bukan orang biasa. Ga suka MASAK. Pecinta rotenburo. Something Happened Contact me Send an email Important Note
Postingan di blog ini terdiri dari kisah nyata dan fiksi. Dalam teknik penulisan di blog ini, aku lebih memilih menggunakan sudut pandang orang pertama, meski tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan sudut pandang orang ketiga. Mengingat ada beberapa postingan yang bersumber pada kisah nyata, maka demi menjaga kerahasiaan responden, aku tidak bersedia menjawab pertanyaan yang bersangkutan dengan jati diri responden. Kesamaan nama, tempat dan peristiwa adalah kebetulan belaka. Dan semua itu bertujuan agar maksud postingan tersampaikan dengan baik. Archives
November 2004 December 2004 January 2005 February 2005 March 2005 April 2005 May 2005 June 2005 July 2005 August 2005 September 2005 October 2005 November 2005 December 2005 January 2006 February 2006 March 2006 April 2006 May 2006 June 2006 July 2006 August 2006 September 2006 October 2006 November 2006 December 2006 January 2007 February 2007 March 2007 April 2007 May 2007 June 2007 July 2007 August 2007 September 2007 October 2007 November 2007 December 2007 January 2008 May 2008 June 2008 July 2008 August 2008 October 2008 December 2008 February 2009 March 2009 Previous Posts
30 Maret: Terancam ga bisa meninggalkan Jepang (pa... 30 Maret: Terancam ga bisa meninggalkan Jepang (pa... 29 Maret March 28 Nyetrika Puter-puter Rasuto Buku pemberat Kartu mahasiswa = Pintu kemana saja Tanpa Selasa-Rabu Friends
Links
Panasonic Scholarship Japan Panasonic Scholarship Indonesia Mie University Japanese-English Online Dictionary Member of Credits
|