<body>


one step ahead
Thursday, March 05, 2009

Kamu minum susu apa?

Sumpah... aku benci banget kalau mendengar orang bertanya kepadaku, "Kamu minum susu apa?"

Sejak aku hamil atau merencanakan kehamilan (brarti sejak Juni 2007), selalu ada aja orang yang bertanya seperti itu. Kalau sekedar bertanya sih ga masalah ya. Tapi kalau terus dilanjutkan dengan ceramah tu lhooooo... Males banget dengernya.

Aku minum susu UHT atau susu pasteurisasi. Merknya ganti-ganti. Bisa susu murni Nasional, susu KPBS, susu cair indomilk, susu ultra. Aku ga fanatik ama merk. Aku pecinta susu. Selama di Jepang aja, aku tiap makan siang cuma makan sandwich buah atau 1 kepal onigiri dan 500 ml susu cair.

Selama di Jepang, aku benar-benar terkagum-kagum saking tidak pernah menemui susu bubuk. Susu itu ya cair donk, susu kok padat. Kalau di Indonesia, susu itu bisa macam-macam. Ada susu hamil, susu tinggi kalsium, dan susu-susu yang lain.

Susu itu dibuat menjadi padat supaya lebih tahan lama. Jadi, susu padat adalah salah satu bentuk pengawetan terhadap susu. Lucu ya... di satu sisi, masyarakat kita begitu antipati terhadap keberadaan bahan pengawet dalam makanan (padahal... siapa bilang makanan ga boleh ada bahan pengawetnya hehehe), tapi di sisi lain... mereka cuek-cuek aja minum susu hasil pengawetan tingkat tinggi (baca: susu bubuk).

Susu bubuk dibuat dari susu sapi murni yang dipasteurisasi dulu (dibunuh bakteri patogennya), trus diuapkan airnya (yang mana kandungan airnya lebih dari 90%), lalu di spray-drying (disemprot dalam ruang berudara panas) supaya cairan susu itu menjadi padat. Prosesnya panjang banget. Dalam proses yang sangat panjang ini, terjadi banyak sekali terjadi kehilangan zat gizi. Supaya terlihat produk akhirnya bernilai gizi tinggi, susu ini lalu difortifikasi (ditambahkan zat gizi), ditambah zat inilah, ditambah zat itulah.

Makanan yang difortifikasi pada dasarnya adalah makanan yang tidak bergizi. Kita semua tahu kalau mie instant tu makanan tidak bergizi. Makanya mie instant difortifikasi dengan asam folat-lah, vitamin inilah, vitamin itulah. Tapi, ketika dihadapkan pada susu bubuk (yang difortifikasi dengan berbagai macam zat), tiba-tiba semua orang lupa bahwa mereka mengkonsumsi produk yang difortifikasi. Padahal jelas-jelas ada produk susu yang tidak difortifikasi. Susu yang asli benar-benar susu.

Susu pasteurisasi adalah susu murni yang dipanaskan dalam suhu yang tidak terlalu tinggi, kemudian baru dikonsumsi. Karena proses pengawetannya cuma seiprit, maka susu ini cepat kadaluarsa. Satu minggu juga udah kadaluarsa. Ini adalah susu yang paling bagus. Hampir sebagian besar susu yang dijual di Jepang adalah susu pasteurisasi.

Susu UHT adalah susu yang diawetkan dengan cara dipanaskan pada suhu tinggi (tapi cepat), kemudian baru dikonsumsi. Karena proses pengawetannya "lebih serius" dibanding susu pasteurisasi, maka susu ini lebih awet daripada susu pasteurisasi, mungkin sekitar 6 bulan.

Sayangnya, aku bisa ngomong (nulis) seperti ini cuman kalau di blog aja. Di kehidupan nyata, aku males banget ngomong kaya gini. Jadi biasanya sih aku yang selalu diceramahin ama temen-temenku. Contohnya kek gini:

"Iiiiih.... kamu males banget sih. Mbok kaya aku ini lho. Dulu aku pas hamil rajin banget minum Prenagen 3 kali sehari"

atau...

"Kamu ikut program hamil to.... mbok ya minum susu Anmum tu lhoooo...."

Slompret... hebatnya apa Prenagen, Anmum compare with susu Ultra.

But... ketika suatu saat aku bertemu SPGnya Anmum di salah-satu supermarket. Aku ga tahan untuk tidak menceramahi si SPG ini. Mbak SPG ini dengan tololnya menawari aku susu Anmum. Pertama-tama sih, aku bilang ke si mbak bahwa aku ga tertarik minum susu bubuk karena merepotkan. Musti dilarutkan dulu dalam air. Kurang kerjaan banget deh. Aku ga punya waktu untuk melarutkan susu dalam air. Wanita super sibuk gitu lhooooo...... . Trus si mbak SPG dengan gigih menjelaskan tentang kandungan-kandungan susu Anmum. Ada asam folat, ada zat besi, dll. Aku bilang ke dia, "Kalau saya udah minum suplemen yang isinya asam folat, zat besi, dll, brarti kan saya udah ga butuh susu Anmum lagi to?". Sayangnya, si mbak SPG udah ga bisa melayani aku lagi. Ah cuma sampe di situ aja kemampuannya. Padahal aku masih punya amunisi yang lain.

Kerja sih boleh-boleh saja ya... tapi jangan membodohi orang donk. Bodoh itu boleh, tapi jangan membodohi orang donk.

Tuesday, February 17, 2009

Adaptasi yg Gagal: Berlalu Lintas

Udah hampir 2 tahun ak balik ke Indonesia. Harusnya semua proses adaptasi sudah selesai kan ya. Tapi ternyata ada satu hal yang sampe sekarang belum bisa beradaptasi dengan sistem di Indonesia, yaitu tata cara berlalu lintas.

Beruntung suamiku cara berlalu-lintasnya Jepang banget. Meski dia ga pernah lama tinggal di Jepang, tapi kadang aku suka heran dengan tata cara dia berlalu lintas. Tapi kalo pas harus menghadapi bapak, ipar atau adikku. Huaaaa... kowai desu. Indonesia banget. Aku merasa berada di pertengahan antara life and death. Hiperbolik, but it means as it is.

Paling senang kalo dapat kunjungan dari teman-temanku di Jepang yang lagi liburan. Mereka juga komplain hal yang sama. Bahkan, mereka suka jerit-jerit saking takutnya menghadapi lalu lintas di Indonesia. Huahahaha... sumpah aku geli banget. Ternyata aku ga sendiri. At least, ak better donk, kan ga sampe jerit-jerit.

Hal yang paling bikin pusing di sini adalah kendaraan tidak bermotor. Sepeda, becak, atau apalah. Mereka ini benar-benar tuhan jalanan. Tidak ada seorangpun yang bisa menghalangi keinginan mereka. Udah jelas-jelas lampu merah, tetap aja jalan. Belum lagi nyepeda jejer-jejer seolah mereka adalah tuhannya jalanan. Suatu saat, ada penyepeda yang melanggar lampu merah. Udah jelas-jelas lampunya merah, tapi mereka tetap jalan. Tuhan getu loooh. Dari arah yang lampunya sedang hijau, ada sepeda motor yang lagi jalan. Sepeda motor ini akhirnya nabrak sepeda tuhan itu tadi. Alhamdulillah.

Setelah kendaraan tidak bermotor, yang ada di peringkat ke2 pelalu-lintas yang menyebalkan adalah sepeda motor. Mereka ni sukanya srunthal-srunthul ga jelas. Mau belok ke kanan, ngambilnya dari kiri. Baka banget. Benar-benar raja jalanan.

Peringkat terakhir ditempati oleh pengendara kendaraan roda 4 ke atas. Mereka ini ga pernah menjaga jarak aman. Semua serba dipepet-pepetin. Untungnya apa sih, zenzen wakaranai.

Makanya, jangan heran kalo pemegang SIM di Indonesia, ketika ikutan ujian SIM di Jepang harus ngulang ujian sampe 7 kali baru bisa lulus.

Tuesday, December 16, 2008

Senna atau Keita??

Aku ga terlalu suka kalo nama anakku pake bahasa Arab. Emang sejak kapan jadi orang Arab? Tapi, bos besar penginnya ada unsur Arabnya. Big problem. Akhirnya tercapai kesepakatan. Dia boleh aja kasih nama Arab, but sebagai hadiahnya, first namenya pake nama Jepang.

DEAL.

Kita berdua udah sepakat, kalo anaknya perempuan, namanya Aiko. Kalo laki-laki, namanya Avicenna, nama baratnya Ibnu Sina. Sebenarnya aku agak keberatan ama nama Avicenna ini. Tapi... setelah aku pikir-pikir lagi... kan spellingnya bisa diganti dengan Avisenna. Dan tau sendiri donk Senna itu siapa? Hidetoshi Senna bo. Kimura Takuya di Long Vacation kan jadi pianis bernama Hidetoshi Senna.

Tapi sejak penampilan gemilangnya Kimura Takuya di Change, aku jadi bingung lagi. Apa dikasih nama Keita aja? Biar jadi orang kaya Asakura Keita gitu lho...

Masih ada 3 bulan.


Liat J-ROCKS Ingat Kamechan

Benci itu kan artinya cinta. Ga mungkin kita bisa membenci sesuatu kalo tidak mencintainya.

Pertama kali aku tau Kamechan adalah ketika sedang mengikuti JLPT (Japanese Languange Proficiency Test) di Nagoya. Antara eki (stasiun kereta) dengan tempat tes kan harus ditempuh dengan 10 menit jalan kaki. Nah, di jalan itu, ada posternya KATTUN yang segede gaban. Isinya... gambar cowok-cowok cantik. Aku ngeliatin foto mereka sampe mau nabrak. Buset dah. Aku langsung benci banget ama KATTUN. Terutama ama lead vocalnya, Kamenashi Kazuya aka Kamechan. Saking bencinya, semua doramanya Kamechan ga pernah aku tonton. Meski udah direkomendasikan ama semua orang pun, aku tetep keukeuh ga mau nonton. Nonton Nobuta wo produce? Bisa muntah kali yeeeee...



Waktu berlalu... dan aku udah di Indonesia. Ga tau kesambet setan mana... tiba-tiba aku kangen banget ama Kamechan. Baka janai? Saking kangennya, sampe-sampe suamiku aku panggil Kamechan aja. Trus aku mulai nonton doramanya Kamechan, Tatta Hitotsu no Koi. Aku nonton dorama ini dengan perasaan remuk redam (jijay). Settingnya sempit banget, di Yokohama. Dan meski aku bukan penduduk Tokyo, aku pernah berada di hampir semua tempat yang dijadikan setting dorama ini. Sejak nonton dorama ini, aku baru tau, ternyata aku suka banget ama Kamechan. Telat banget sih booo...

Sama ceritanya dengan J-ROCKS.

Waktu J-ROCKS muncul, aku masih di Jepang. Jijay banget begitu tahu ada band yang namanya J-ROCKS. Ga punya ide banget sih. Mosok nama band kok sama dengan nama aliran musik sih. Sok-sokan Jepang banget deh. Ogah dengerin lagunya.

Trus suatu saat, ga sengaja aku liat performancenya J-ROCKS di TV. Buset, gubrak banget deh. Ini vokalisnya kok Jepang banget sih. Peduli kecantikan banget. Metroseksual bo. Alisnya dikerok bagai cowok-cowok cantiknya Johny Jimusho. Tidak lupa pake eyeliner. Suki ni nacchatta.

Aku kalo liat Iman langsung inget ama Kamechan. Ya udah deh gpp. Ga bisa sering-sering liat Kamechan, at least masih bisa sering-sering liat titisannya.



Wednesday, October 15, 2008

Babyboy babygirl?

Untuk suatu alasan yang tidak kumengerti, orang-orang rumah membahasakan akachan sebagai "mbak kecil", terutama kalo lagi ngajak ngobrol keponakanku. Orang-orang rumah dalam alam bawah sadarnya selalu membahasakan akachan sebagai "mbak kecil", tetapi pas udah sadar, semua berkomentar "Anakmu pasti cowok!"

Kata mereka, pas hamil kali ini aku tambah kucel, pokoknya diliat dari sudut manapun juga terlihat tetap jelek. Beda banget dengan hamil yang dulu, karena waktu itu aku keliatan kinclong.

Sbenernya aku juga udah ngerasa kalo akachan tu babyboy. Karena aku jadi jelek banget, kulit muka kering dimana-mana. Padahal aku udah rajin luluran 2 hari sekali, rajin scrub wajah. Tetap aja ga ngaruh.

Padahal aku pengin banget punya anak cewek. Kawai sih... hehehe. Trus nama yang sudah disiapkan juga kawai. Aiko-chan.

Saturday, August 30, 2008

Sensasi kecipratan salto pembalikan

Apa sih salto pembalikan itu?

Dalam suatu pertandingan renang, yang jaraknya 100 meter atau lebih, perenang kan harus berenang lebih dari satu lintasan (karena satu kali melintas kolam renang panjang standar olympic adalah 50 meter). Nah, pada saat lintasan yang pertama mau habis, kan perenang tsb harus membalikkan badannya. Ga mungkin donk kalo membaliknya pake gaya membalik ala kodok seperti kamu-kamu kalo berenang ituh. Hehehe.... . Nah proses membalik badan tersebut disebut salto pembalikan.

Salto pembalikan hanya ada di gaya bebas dan gaya punggung aja. Karena untuk gaya dada (gaya katak) dan gaya kupu (gaya dolphin), pada saat membalik, kedua telapak tangan harus bersamaan menyentuh dinding. Kalo gaya bebas dan gaya punggung, tangan ga perlu menyentuh dindin, tapi kaki harus menyentuh dinding.

Ketika aku masih belajar renang, frekuensi berenang cuma 2 kali seminggu (pas udah jadi atlet, frekuensinya jadi 11 kali seminggu ditambah 2 kali latihan fisik). Karena aku masih kecil, maka latihannya 1 jam saja (kalo senior, latihannya 2 jam). Jadi, pas anak-anak kecil udah selesai latihan, senior masih latihan. Biasanya junior-junior suka duduk-duduk liat seniornya berenang. Aku paling seneng duduk di pinggir kolam, melihat senior-senior latihan berenang. Seksi banget. Enak dilihat. Menentramkan jiwa dan raga. Perasaannya sama seperti kek liat ikan berenang di akuarium. Tenang, lembut, seksi.

Kalo orang-orang lebih suka menikmati gerakan orang berenang, aku paling seneng ngeliat gerakan salto. Kalo gerakan berenang lainnya cenderung lembut dan seksi, kalo salto pembalikan itu cenderung agresif dan seksi. Kalo senior sedang salto, kan pasti airnya nyiprat kemana-mana. Termasuk nyiprat ke badanku. Aku paling seneng menikmati sensasi seperti itu. Sensasi kecipratan air hasil salto pembalikan senior. Aku bertekad, suatu saat aku harus bisa salto yang seperti itu. Salto yang seksi dan agresif, bukan salto yang lembut kaya ikan menggulung.

Ketika pertama kali aku belajar salto (kira-kira pas umur 9 atau 10 tahun), pelatih mengajarkan salto gaya menggulung. Salto jenis menggulung ini sama sekali tidak seksi dan tidak susah. Bentuknya sama seperti kalo kita sedang roll depan. Menggulung kan itu?

Ga ada atlet renang yang saltonya menggulung. Hanya junior dan bukan atlet saja yang saltonya menggulung. Gaya salto atlet renang adalah salto yang disertai dengan lemparan kaki yang cukup kuat. Lemparan kaki yang kuat diperlukan untuk memperoleh tenaga pada saat kaki menyentuh dinding untuk melakukan pembalikan.

Kemarin aku baca Kompas tentang Michael Phelps. Kali ini yang dibahas adalah postur tubuh dia yang sangat idel bagi perenang (tubuh bagian atas lebih panjang dari bagian bawah, dan bentangan tangannya lebih panjang dari panjang badannya). Selain itu juga dibahas teknik salto pembalikan Phelps yang berbeda dengan teknik salto perenang lain. Pada saat melakukan salto, posisi badan bagian atas Phelps berguling lebih dalam dibanding dengan perenang lain. Deskripsi ini dilengkapi dengan gambar teknik salto perenang lain dan Phelps. Aku ngeliat gambar itu sambil membayangnya melakukan salto ala Phelps. Susah banget deh. Kalo aku disuruh salto seperti itu, udah pasti keplepek hidungnya. Kalo salto dengan teknik biasa, sepertinya yang perlu dikasih tenaga lebih cuma kaki aja. Sementara kalo salto gaya Phelps, badan bagian atas juga harus dikasih tenaga supaya bisa membalik (karena harus melawan gaya tekan air, semakin dalam, gaya tekan air semakin kuat).

Terakhir kali aku menikmati sensasi luar biasa saat melihat orang berenang adalah ketika melihat almarhum Vidi Lukman Korompis sedang berenang gaya kupu-kupu. Lembut dan seksi seperti lumba-lumba (itulah alasan kenapa gaya kupu-kupu sering juga disebut sebagai gaya dolphin). Sungguh luar biasa banget. Dan sekarang aku pengin banget liat Phelps berenang secara LIVE. Pengin menikmati sensasi kecipratan salto pembalikannya. Mimpi yang tidak akan pernah menjadi nyata.


Masakan Manado

Aku adalah a pure Javanese breeding (inuchan kali yeee). Sementara Merriel adalah orang Indonesia asli. Dia ga bisa dikategorikan sebagai keturunan suku manapun juga. Papa adalah orang Padang, sementara Mama adalah orang Manado keturunan Ternate. Karena Padang menganut sistem matrilineal sementara Manado menganut sistem patrilineal, basically he is neither Padangnese nor Manadonese. Karena puyeng, kalo ada orang tanya, aku selalu bilang kalo Merriel adalah orang Manado.

Postingan ini based on the assumption that he is a Madanonese.

Orang Jawa tidak makan ikan laut. Sementara orang Manado tidak makan kecuali ada ikan laut. Orang Jawa tidak punya kebiasaan menyanyi dan menari saat acara kumpul-kumpul. Sementara orang Manado tidak akan berkumpul kecuali ada acara menyanyi, menari dan dansa.

Waktu itu kita masih sama-sama kuliah ketika kali pertama aku mengerti tentang perbedaan ini. Aku diajak keluarga besar Manadonya untuk menghadiri acara makan-makan dalam rangka ulang tahun tante San. Acara makan-makan diadakan di restoran Camu-Camu (resto Manado tentu aja). Menunya banyak banget, tapi yang aku ingat cuma beberapa. Ada rica-rica, woku, kua asam, dabu-dabu, bubur manado dengan penutup es kacang merah. Dan mereka berbaik hati memesankan ayam panggang buat aku. Aku berusaha mencoba menu-menu Manado itu. Rasanya? Pengin muntah. Amis banget, asam banget, pedes banget.

Meskipun demikian aku cukup terhibur dengan acara nyanyi-nyanyi mereka. Semua orang berpartisipasi menyanyi. Suasananya asyik banget. Aku suka suasana seperti ini.

2 tahun kemudian, keluargaku menghadiri acara resepsi di Jakarta, yang tempatnya berdekatan dengan rumah Mama. Akhirnya kami sekeluarga diundang makan siang di rumah Mama. Menunya? Masakan Manado yang disesuaikan dengan lidah Jawa (yaitu pedesnya dikurangi). 2 menu yang aku ingat adalah woku dan bubur manado.

Keluargaku suka banget ama menu-menu itu. Mungkin karena udah disesuaikan dengan lidah Jawa ya. Bahkan bokapku berpesan supaya aku belajar bikin woku.

Itu adalah kejadian 8 tahun yang lalu. Sekarang, kondisinya berubah 180 derajat.

Pada saat di Jepang, aku belajar bikin rica-rica. Kenyataannya, rica-rica adalah salah satu masakanku yang tidak pernah mengecewakan.

Ketika aku balik ke Indonesia, aku menghabiskan waktu 3 minggu di rumah mertua. Mama agak surprised juga pas tahu aku bisa buat rica-rica. Pas ulang tahun Mama, kebetulan ada perayaan kecil-kecilan di rumah. Mama masak woku tongkol, aku masak ayam goreng saus mentega dan huzaren sla. Ga nyambung yaaaa... Maklum konsumennya kan beda. Mama masak buat orang Manado, sementara aku masak buat orang Jawa hehehe. Kenyataannya ternyata sungguh lucu. Hanya orang Manado yang makan woku, dan semua orang non-Manado menghabiskan masakanku. Hahahahaha....

Dari even ini, aku belajar masak woku. Belajar managemen pengolahan ikan supaya tidak amis. Belajar membedakan ikan segar dan ikan tidak segar.

2 minggu di rumah mama, lalu kita pindah ke rumah papa. Istrinya papa juga orang keturunan Manado-Padang, jadi masakan di rumah mama sebenarnya sama dengan masakan di rumah papa. Di rumah papa, aku masak rica-rica. Tante D (istrinya papa) nanya, "Belajar rica-rica dari siapa? Dari mama?". Hehehe.. bukan donk, kan belajar sendiri.

Ketika suatu saat aku bikin woku, tante D kembali nanya, "Belajar woku dari siapa? Dari mama?" Yup, kali ini tebakannya betul.

Lucunya... pembantu di rumah papa trus jadi suka ikut-ikutan masak woku. Setiap dia mau masak woku, mesti dia nanya ke aku dulu tentang bumbu-bumbunya. Huahaha... aneh banget ya, mosok nanya aku sih, harusnya kan nanya ke tante D aja yang jelas-jelas orang Manado.

Tapi lucunya, setiap aku masak woku buat mereka, pasti aku sendiri ga bisa makan. Karena kan pedes banget ya. Jadi, habis aku masak woku, trus aku nyuruh pembantu masakin indomie buat aku. Huahahaha....

Kalo di rumah orang-tuaku, aku juga sering masak ala Manado. Tapi... pedesnya disesuaikan. Paling cuma pake 5 buah cabe rawit merah. Kalo di Jakarta, aku masak woku dengan 30-40 buah cabe rawit merah. So... aku sbenernya agak kasihan juga sih ama Merriel. Mosok dia makan woku yang seperti itu sih.

Suatu saat, sepulang dari dokter fertilitas di kawasan Menteng, kita makan siang di Restoran Ikan Tude, restoran Manado tentu saja. Kita pesan woku cumi, tumis jantung papaya, dabu-dabu, trus rica-rica ikan. Masakannya benar-benar Manado banget. Aku sampe sakit perut gara-gara kepedasan. Kalo di Yogya, orang-orang suka kepedesan makan di Special Sambal. Padahal Special Sambal itu pedesnya biasa aja kalo dibanding dengan restoran Ikan Tude. Aku makannya sampe nangis. Semakin kesal karena suamiku BISA-BISAnya bilang, "Coba deh, kamu belajar masak woku yang seperti ini." Hoeeeeeeek.... apa enaknya woku seperti ini. Not edible at all. Jelas enakan woku buatanku kemana-mana donk. Aku makan sambil nangis, karena kepedesan dan karena kesel ama komentar suamiku. Dasar ga pengertian. Ke laut aja sana. Udah masakannya ga edible, mahal pula. Rubbish.

Akhirnya (akhirnya ya bow!!!!) dia menyadari kalo aku kepedesan. Trus minta maaf karena membuat aku ga bisa makan.

Pas aku hamil, aku kan pengin makan masakan Manado. Tapi makannya harus di restoran, bukan bikin sendiri. Dan tahu sendirilah, Yogya itu kan kampung banget ya. Semua serba ga ada. Akhirnya kita makan di restoran Dapur Manado. Pesen rica-rica roa. Ga tersedia menunya (maklum yaaaa... namanya aja kampung gitu lho...). Akhirnya kita pesan rica-rica ikan X (lupa nama ikannya) sama kua asam. Rasanya? Hahahahaha... Jawa banget. Ga ada pedes-pedesnya, persis masakanku kalo di rumah ortuku. Capeeeeek deh. Orang lagi nyidam masakan Manado yang benar-benar Manado kok disuguhi masakan Manado ala Jawa.

Hari ini aku bertekad ke Dapur Manado lagi. Mau makan rica-rica roa. Tapi musti telpon dulu untuk memastikan ada stock roa. Dan harus pada saat memesan, pelayannya musti dibilangin bahwa suamiku orang Manado bukan orang Jawa. Jadi jangan masak Manado ala Jawa.

Dan yang lebih menyebalkan... hari ini Kompas nulis tentang restoran-restoran Manado di jakarta. Ada beautika, dabu-dabu, camu-camu, baku dapa. Aaaaarghhhh.... menyebalkan... .

Aku pengin makan masakan mama. Woku cumi, bubur manado, dabu-dabu. Dabu-dabu buatan Mama adalah yang paling top selama ini. Sayang besok Lebaran aku ga bisa ke jakarta. Jadi aku akan melewatkan menu special Lebaran khas Manado. Ikan bakar dan dabu-dabu. Sluuuuuurp. Mosok musti Lebaran pake lontong opor dan sambal goreng ati? Hoooooekkkk... ngebayanginnya aja udah mau muntah.

Monday, August 25, 2008

Pencopet yang tidak beruntung

HPnya Merriel adalah vodafone 904T. HP itu aku beli pas vodafone masih bernama vodafone, belum dibeli ama softbank. Jadi... di HP itu masih ada lambangnya vodafone. Setelah era softbank, HP vodafone kan udah ga ada lambangnya vodafone, tapi diganti pake tulisan SOFTBANK. Jijay banget ya... udah kek HP hasil kreditan bank aja.

Trus HP itu aku kirim ke Indonesia buat Merriel. Meski udah aku unlock di Jepang, tapi ternyata softwarenya ga bagus. Sehingga harus diunlock lagi di Ambassador.

Seneng lho punya HP eksklusif gitu. Karena semua orang pasti pada iri. Mencari orang lain yang memegang HP yang sama jelas seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami.

Nah... hari Jumat kemarin, HP itu dicopet di dalam bus Sumber Kencono di Kartosuro. Pencopetnya kok ya goblok banget gitu lho. Dia mau jual dimana? Emang ada yang mau beli? Lha chargernya aja mau cari dimana? Emang dia tahu itu HP apa? Emang tahu merknya apa? Ga ada identitas pembuatnya (yaitu Toshiba). Identitas HP itu kan cuma lambang vodafone aja. Emang tahu HP itu produk vodafone mana?

Mungkin sekarang om copet udah menyadari kegoblokannya. Tadi pagi dia aktifkan HP itu. Mungkin sengaja nunggu SMS atau call dari kita. Maklum deh... yang bisa membeli kembali HP itu kan cuma aku atau Merriel. Karena kita satu-satunya yang punya charger HP itu.

Sahabat kita yang juga memiliki HP jepang, vodafone 801T cuma bisa komentar "Kasihan ya pencopetnya."

Emang kasihan banget. Karena mereka kan bertiga. Yang dua orang naek bus dari Kartosuro ke Klaten. Butuh duit 10 ribu kali ya. Sementara itu, produk curiannya cuma bisa dipake sebagai mainan anak. Buahahahaha....


Thursday, August 14, 2008

Speedo LZR

Siapa sih yang ga tau Michael Phelps? Dialah atlet olimpiade paling terpopuler di internet.

Kalo rajin mengikuti perkembangan Michael Phelps, pasti tahu Speedo LZR. Aku termasuk orang yang harap-harap cemas. Apakah Speedo LZR mampu membawa Phelps meraih 8 emas?

Aku sampai terheran-heran melihat perkembangan baju renang sekarang ini. Beberapa hari yang lalu ketika baca Kompas, baru tahu ternyata Speedo LZR itu harganya 5-6 juta. Glek!! Ada ga sih perenang Indonesia yang pake Speedo LZR?

Dalam dunia renang, sangat penting untuk mengurangi friksi antara badan perenang dengan air. Dan Speedo LZR mampu mewujudkan gaya gesek nyaris nol. Benar-benar doping teknologi.

The Journal

tomorrow should be better than today



Blogroll Me!

Subscribe with Bloglines

Add http://cikubembem.blogspot.com to your Kinja digest

Listed on BlogShares


The Writer

Momo-chan.
Bukan orang biasa.
Ga suka MASAK.
Pecinta rotenburo.



Something Happened




Contact me

Send an email


Important Note

Postingan di blog ini terdiri dari kisah nyata dan fiksi. Dalam teknik penulisan di blog ini, aku lebih memilih menggunakan sudut pandang orang pertama, meski tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan sudut pandang orang ketiga.
Mengingat ada beberapa postingan yang bersumber pada kisah nyata, maka demi menjaga kerahasiaan responden, aku tidak bersedia menjawab pertanyaan yang bersangkutan dengan jati diri responden.
Kesamaan nama, tempat dan peristiwa adalah kebetulan belaka. Dan semua itu bertujuan agar maksud postingan tersampaikan dengan baik.


Archives

November 2004
December 2004
January 2005
February 2005
March 2005
April 2005
May 2005
June 2005
July 2005
August 2005
September 2005
October 2005
November 2005
December 2005
January 2006
February 2006
March 2006
April 2006
May 2006
June 2006
July 2006
August 2006
September 2006
October 2006
November 2006
December 2006
January 2007
February 2007
March 2007
April 2007
May 2007
June 2007
July 2007
August 2007
September 2007
October 2007
November 2007
December 2007
January 2008
May 2008
June 2008
July 2008
August 2008
October 2008
December 2008
February 2009
March 2009


Previous Posts

Kamu minum susu apa?
Adaptasi yg Gagal: Berlalu Lintas
Senna atau Keita??
Liat J-ROCKS Ingat Kamechan
Babyboy babygirl?
Sensasi kecipratan salto pembalikan
Masakan Manado
Pencopet yang tidak beruntung
Speedo LZR
Working at home mom (???)


Friends




Links

Panasonic Scholarship Japan
Panasonic Scholarship Indonesia
Mie University
Japanese-English Online Dictionary


Member of









Credits

  
  
  
  



Designed by mela
Get awesome blog templates like this one from BlogSkins.com